AKHIRAT : DI SINI, DI BUMI INI, DI TANAH AIR YANG DIINJAK INI

Dalam memaknai kehidupan akhirat, setidak-tidaknya ada tiga teori.

Teori pertama berpendapat bahwa kehidupan akhirat terdiri dari ruh saja. Badannya sudah kembali ke tanah, dan ruhnya kembali ke Allah. Konsekwensi dari pendapat ini adalah bahwa alam akhirat adalah sebuah alam gaib yang non fisik, yaitu berupa alam arwah saja. Alam akhirat menurut teori ini adalah kehidupan yang immaterial (tidak bersifat fisik). Teori ini tidak menjelaskan tempat dimana berlangsungnya alam akhirat. Menurutnya, alam akhirat adalah sebuah alam kehidupan yang sangat abstrak, entah di mana adanya.



Teori kedua berpendapat bahwa akhirat adalah sebuah kehidupan dimana ruh orang yang sudah meninggal akan menitis kembali kepada badan orang lain. Menurut teori ini, ruh telah diciptakan terlebih dahulu. Populasi atau jumlah ruh telah hidup di alam arwah, sebelum manusia diciptakan. Ketika Tuhan menciptakan manusia, kata teori ini, Dia tinggal mengambil salah satu dari populasi ruh itu untuk dimasukkan ke jasad atau badan wadag manusia yang telah diciptakan. Konsekwensi dari pendapat ini adalah bahwa populasi atau jumlah ruh didalam kehidupan ini sebenarnya tetap saja dari dulu sampai nanti. Yang berganti-ganti hanya badannya saja. Dalam konsep agama lain, teeori ini di sebut dengan teori reinkarnasi.
Teori ketiga berpendapat bahwa akhirat adalah kehidupan sesudah kematian. Ruh dan badan wadag akan menyatu kembali seperti semula. Dalam teori ini disebutkan bahwa tempat berlangsungnya alam akhirat nanti akan terjadi di planet bumi ini, di tanah yang diinjak ini, di bumi yang sekarang didiami. Teori ini mengambil dalil dari surat al A’raf (7) dan surat Ibrahim (14).
Dalam surat al A’raf (7), Allah menjelaskan :
قَالَ فِيْهَا تَحْيَوْنَ وَفِيْهَا تَمُوْتُوْنَ وَمِنْهَا تُخْرَجُوْنَ ( الأعراف (۷) :۲٥)
Allah berfirman : “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan.” (QS. Al A’raf (7) : 25)
Firman Allah di atas menggambarkan secara sangat jelas bahwa kehidupan manusia sejak dilahirkan, kemudian dimatikan, dan akhirnya dibangkitkan kembali semuanya terjadi di bumi ini. Tidak beranjak sedikit pun dari bumi ini. Artinya, kebangkitan kembali manusia dari alam kubur, yang disebutkan dalam ayat di atas, adalah sudah termasuk ke dalam bagian kehidupan akhirat. Dengan kata lain, menyebutkan kebangkitan yang akan terjadi di bumi ini, menunjukkan bahwa kehidupan akhirat pun akan di gelar di sini, di tanah yang diinjak ini, di bumi yang didiami ini.
Dalam surat Ibrahim (14) : 48 Allah menjelaskan bumi yang dimaksud dalam surat Al A’raf (7) tadi :
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وبَرَزُوْا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ( إبراهيم (۱٤) :٤٨)
Pada hari diganti bumi ini dengan bumi yang lain dan demikian pula langit dan mereka menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Maha perkasa. (QS. Ibrahim (14) : 4😎
Ayat di atas menginformasikan bahwa akhirat akan terjadi dan berlangsung di tanah yang diinjak ini, di bumi yang didiami ini, walau sedikit berbeda. Karena akhirat akan terjadi di sini juga, maka sebaiknya diyakini akan balasan dari Allah baik surga maupun neraka, atau pahala maupun siksa pun akan berlangsung di sini, di tanah yang diinjak ini, di bumi yang didiami ini.
Dengan demikian, apapun yang dikerjakan, amal baik, amal buruk, betul-betul akan dibalas oleh Allah SWT, kalau tidak di dunia, maka balasan tersebut akan terjadi di akhirat. Dan akhirat menurut teori yang ketiga tadi adalah berlangsung di sini, di bumi ini, di tanah yang diinjak ini.
Wallahu A’lam.

Penulis : KH. Munawir Amin

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel