Makam Selawe: Legenda Pertarungan yang Menggugah (Legenda Raden Arya Wiralodra)
Makam Selawe: Legenda Pertarungan yang Menggugah (Legenda Raden Arya
Wiralodra)
Kontributor
Sumarta
(Akang Marta)
Kisah perjuangan Raden Wiralodra dalam membangun Darma Ayu tidak berhenti
begitu saja setelah mereka mendirikan pendukuhan di tepi Sungai Cimanuk.
Perjalanan mereka semakin berkembang, dan keberhasilan pendukuhan itu menarik
perhatian banyak orang. Salah satu pertemuan penting dalam perjalanan tersebut
adalah saat Raden Wiralodra bertemu dengan seorang wanita tangguh bernama Nyi
Endang Darma. Nyi Endang Darma dikenal sebagai ahli bela diri dan ilmu
kanuragan yang memiliki kekuatan luar biasa. Melihat kemampuan Nyi Endang
Darma, Raden Wiralodra merasa bahwa ia adalah sosok yang tepat untuk membantu
dalam membangun dan mempertahankan pendukuhan yang telah mereka dirikan.
Bersama dengan Nyi Endang Darma, mereka mulai memperkuat pertahanan pendukuhan,
menjadikan tempat itu lebih aman dan berkembang pesat.
Namun, kedamaian yang mereka nikmati tidak berlangsung lama. Keberhasilan
pendukuhan Darma Ayu yang semakin makmur dan kuat membuatnya menarik perhatian
pihak luar yang merasa terancam oleh kekuatan baru yang muncul di wilayah
tersebut. Salah satu ancaman datang dari seorang Pangeran Guru dari Palembang,
yang merasa bahwa ilmu kanuragan Nyi Endang Darma harus diuji. Pangeran Guru,
yang dikenal dengan kesaktian dan kehebatannya, datang bersama dengan dua puluh
empat muridnya untuk menantang Nyi Endang Darma dalam sebuah pertarungan besar.
Tantangan tersebut, yang awalnya dihadapi dengan sikap tenang oleh Nyi Endang
Darma, perlahan berubah menjadi pertarungan yang sengit dan menentukan nasib
pendukuhan Darma Ayu.
Pertarungan antara Nyi Endang Darma dan Pangeran Guru beserta murid-muridnya
berlangsung dengan sangat dramatis. Nyi Endang Darma, yang telah berlatih ilmu
kanuragan sepanjang hidupnya, menghadapi setiap serangan dengan ketenangan luar
biasa. Dalam pertempuran tersebut, meskipun jumlah lawannya jauh lebih banyak,
Nyi Endang Darma berhasil mengalahkan satu per satu murid Pangeran Guru dengan
teknik bela diri yang mematikan. Kehebatan dan kekuatan Nyi Endang Darma dalam
menghadapi musuh-musuhnya tidak diragukan lagi, dan itu membuatnya semakin
dihormati oleh masyarakat setempat. Namun, meskipun Nyi Endang Darma berhasil
mengalahkan murid-murid Pangeran Guru, pertarungan tersebut berakhir dengan kematian
sang Pangeran Guru dan para pengikutnya.
Kematian Pangeran Guru dan murid-muridnya menjadi titik balik dalam sejarah
Darma Ayu. Masyarakat setempat mengenang peristiwa tersebut dengan sebuah nama
yang kini dikenal sebagai "Makam Selawe." Makam ini menjadi simbol
dari keberanian dan kekuatan Nyi Endang Darma yang tidak hanya berhasil
melindungi pendukuhan, tetapi juga menegakkan keadilan dan martabat. Makam
Selawe bukan hanya tempat peristirahatan terakhir bagi para pejuang yang gugur,
tetapi juga sebuah monumen bagi perjuangan melawan ancaman luar yang datang
dengan maksud jahat. Masyarakat setempat datang untuk berziarah ke makam
tersebut sebagai bentuk penghormatan dan mengenang keberanian yang telah
ditunjukkan oleh Nyi Endang Darma dalam melindungi kedamaian dan kesejahteraan
yang telah mereka bangun di Darma Ayu.
Pertempuran yang terjadi di Darma Ayu dan berakhir dengan terbentuknya Makam
Selawe menjadi bagian penting dalam sejarah wilayah tersebut. Peristiwa itu
mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menjaga kedamaian, melawan
ketidakadilan, dan berjuang demi melindungi apa yang sudah dibangun dengan
susah payah. Keberanian Nyi Endang Darma dan tekad Raden Wiralodra untuk
melindungi penduduk Darma Ayu menunjukkan bahwa, meskipun tantangan besar
menghadang, keberhasilan dan kedamaian yang terjaga akan tetap menjadi kenangan
yang tak terlupakan. Makam Selawe bukan hanya sekadar makam, tetapi juga
menjadi lambang keberanian, kehormatan, dan semangat untuk mempertahankan
nilai-nilai kebenaran.