Malaikat Jibril: Penunjukan Sayyidina Sis sebagai Nabi dan Sayyidina Kayu Maras sebagai Raja
Malaikat
Jibril: Penunjukan Sayyidina Sis sebagai Nabi dan Sayyidina Kayu Maras sebagai
Raja
Kontributor
Sumarta
(Akang Marta)
Kepergian
Nabi Adam membawa dampak yang sangat besar bagi umat manusia dan keluarganya,
yang kini harus melanjutkan kehidupan dan tugas yang telah ditinggalkan oleh
sang nabi pertama. Umat manusia tidak hanya harus menghadapi kesedihan karena
kehilangan pemimpin besar, tetapi juga menghadapi tanggung jawab besar untuk
menjaga kelangsungan hidup dan ajaran yang telah diturunkan oleh Nabi Adam.
Dalam momen bersejarah ini, Malaikat Jibril, malaikat yang dikenal sebagai
penyampai wahyu Tuhan, turun dengan membawa keputusan besar dari Allah. Malaikat
Jibril tidak hanya datang untuk menyampaikan wahyu, tetapi juga untuk
memberikan petunjuk yang sangat penting bagi umat manusia, yakni penunjukan
penerus Nabi Adam sebagai nabi dan raja bagi umat manusia serta kerajaan yang
dipimpin oleh Nabi Adam.
Malaikat
Jibril menyampaikan bahwa Sayyidina Sis, putra Nabi Adam, dipilih oleh Tuhan
untuk menjadi nabi penerus Nabi Adam. Sayyidina Sis diangkat untuk melanjutkan
tugas berat yang sebelumnya diemban oleh kakeknya, dengan misi utama untuk
membimbing umat manusia ke jalan yang benar, mengajarkan ketaatan kepada Tuhan,
serta menjalankan hidup yang sesuai dengan hukum-Nya. Penunjukan Sayyidina Sis
bukan hanya sebuah kelanjutan dari tradisi kenabian yang telah dimulai oleh
Nabi Adam, tetapi juga merupakan suatu kepercayaan besar yang diberikan Tuhan,
karena Sayyidina Sis dianggap memiliki kualitas moral dan spiritual yang sangat
baik. Sebagai seorang nabi, ia akan menjadi pelopor dalam mengajarkan
nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kedamaian bagi umat manusia. Melalui
bimbingannya, diharapkan umat manusia akan dapat menjaga keseimbangan kehidupan
duniawi dan spiritual.
Sebagai
nabi penerus, tugas Sayyidina Sis tidak hanya terbatas pada ajaran agama,
tetapi juga pada pemerintahan umat manusia. Dalam tradisi yang diwariskan oleh
Nabi Adam, pemimpin spiritual dan pemimpin pemerintahan sering kali bersatu
dalam satu figur yang memimpin umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan
pengangkatannya sebagai nabi, Sayyidina Sis dipersiapkan untuk menjadi contoh
teladan dalam memimpin umat, dengan mengedepankan prinsip-prinsip kebenaran dan
keadilan. Sama seperti Nabi Adam, Sayyidina Sis diharapkan dapat memberikan
petunjuk yang dapat memandu umat manusia menuju kehidupan yang lebih baik dan
sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan bimbingannya, umat manusia diharapkan bisa
menghindari kesalahan yang mungkin terjadi dan melanjutkan perjalanan hidup
dengan penuh ketaatan dan hikmah.
Namun,
selain penunjukan Sayyidina Sis sebagai nabi, ada satu keputusan besar lainnya
yang menyangkut pemerintahan Kerajaan Kusnia Malebari, yaitu penunjukan
Sayyidina Kayu Maras sebagai raja baru. Setelah Nabi Adam wafat, kerajaan yang
sebelumnya dipimpin oleh sang nabi harus mengalami perubahan besar. Kerajaan
Kusnia Malebari yang telah berkembang di bawah pemerintahan Nabi Adam kini
harus dipimpin oleh seorang yang mampu meneruskan kepemimpinan dengan bijaksana
dan adil. Sayyidina Kayu Maras, sebagai anak Nabi Adam, diangkat untuk
menggantikan kedudukan ayahnya sebagai raja. Penunjukan ini menjadi simbol kelanjutan
pemerintahan yang seimbang dan adil, yang akan menjaga stabilitas kerajaan
serta melanjutkan misi besar yang telah dimulai oleh Nabi Adam. Keputusan ini
juga menandakan bahwa meskipun ada peralihan kepemimpinan, Kerajaan Kusnia
Malebari tetap tegak berdiri dan siap menjalani babak baru dalam sejarahnya.
Penunjukan
Sayyidina Kayu Maras sebagai raja menggambarkan pentingnya kelangsungan
pemerintahan yang berlandaskan pada keadilan dan kebenaran. Sebagai raja baru,
Sayyidina Kayu Maras tidak hanya memikul tanggung jawab untuk memimpin kerajaan
secara fisik, tetapi juga untuk menjaga warisan spiritual yang telah diwariskan
oleh Nabi Adam dan Sayyidina Sis. Pemerintahan yang adil dan bijaksana menjadi
hal yang sangat penting dalam melanjutkan perjalanan kerajaan ini, dan
Sayyidina Kayu Maras diharapkan mampu membawa Kerajaan Kusnia Malebari ke arah
yang lebih baik. Dengan adanya penunjukan ini, umat manusia mendapatkan dua
sosok yang siap memimpin—Sayyidina Sis sebagai nabi dan Sayyidina Kayu Maras sebagai
raja—untuk memastikan bahwa ajaran dan pemerintahan yang benar tetap terjaga,
dan kehidupan umat manusia tetap berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.