Mimpi Cahaya dan Keputusan Bijaksana Prabu Tajimalela (Legenda Asal Usul Sumedang)
Mimpi Cahaya dan Keputusan Bijaksana Prabu Tajimalela (Legenda
Asal Usul Sumedang)
Kontributor
Sumarta
(Akang Marta)
Pada suatu malam yang hening, saat langit dipenuhi dengan bintang yang
berkilau, Prabu Tajimalela duduk dalam keheningan istana, merenungkan nasib
kerajaan dan masa depannya. Dengan hati yang penuh kebimbangan, ia berdoa
kepada Sang Tuhan, memohon petunjuk agar diberikan kebijaksanaan dalam memilih
penerus takhtanya. Sang Raja sangat sadar bahwa keputusan ini akan menentukan
masa depan Kerajaan Himbar Buana, dan ia ingin memastikan bahwa orang yang
memimpin setelah dirinya adalah sosok yang mampu mengemban amanah dengan penuh
tanggung jawab. Doa-doa yang dipanjatkan oleh Prabu Tajimalela bukan sekadar
permohonan pribadi, tetapi juga permohonan untuk kesejahteraan rakyatnya yang
telah hidup damai di bawah pemerintahannya. Ia berharap Tuhan memberikan
jawaban yang jelas tentang siapa yang lebih layak memimpin kerajaan, baik dalam
hal kekuatan fisik maupun kebijaksanaan.
Ketika Prabu Tajimalela terlelap dalam tidur malam itu, sebuah mimpi datang
menghampirinya. Dalam mimpinya, ia melihat sebuah cahaya terang yang membelah
kegelapan, seolah-olah membimbingnya menuju suatu tempat yang tidak dikenal.
Cahaya itu begitu terang, dan meskipun ia tidak dapat melihat dengan jelas apa
yang ada di ujung jalan tersebut, hati Prabu Tajimalela merasakan ketenangan
yang mendalam. Mimpi itu seolah menjadi pesan bahwa dalam kegelapan dan
kebimbangan, ada cahaya yang menuntun ke arah yang benar. Prabu Tajimalela
terbangun dengan perasaan yang campur aduk—antara terkejut dan merasa
diberkahi. Ia merenungkan arti dari mimpi tersebut, mencoba mencari makna yang
tersembunyi di balik cahaya yang mengarah padanya. Dalam heningnya malam, ia
merasa bahwa Tuhan sedang memberinya petunjuk tentang pilihan yang harus
diambil.
Prabu Tajimalela mulai merenung lebih dalam tentang pesan dalam mimpinya. Ia
menyadari bahwa cahaya yang terlihat dalam mimpinya bukan hanya simbol dari
kekuatan fisik atau keberanian, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan yang
dapat menerangi jalan yang gelap. Dalam kepemimpinannya selama ini, Prabu
Tajimalela selalu berusaha untuk tidak hanya mengandalkan kekuatan pasukan
untuk menjaga kerajaan, tetapi juga untuk menumbuhkan kebijaksanaan dalam setiap
keputusan yang diambil. Mimpi tersebut membuatnya semakin yakin bahwa penerus
takhta tidak hanya membutuhkan kekuatan militer untuk melindungi kerajaan dari
ancaman, tetapi juga seseorang yang mampu menuntun rakyatnya melalui masa depan
yang penuh tantangan. Cahaya dalam mimpi itu mengingatkannya bahwa
kebijaksanaan akan selalu menjadi petunjuk yang lebih kuat daripada kekuatan
fisik semata.
Dalam merenungkan lebih lanjut, Prabu Tajimalela menyadari bahwa ia telah
menemukan petunjuk yang jelas dalam mimpinya. Penerus takhta haruslah seseorang
yang tidak hanya memiliki kemampuan untuk bertarung, tetapi juga mampu
menjalankan kebijakan dengan hati yang bijaksana. Penerusnya harus mampu
membawa kerajaan ke masa depan yang lebih baik, menuntun rakyat melalui tantangan
hidup yang mungkin muncul. Kekuatan fisik memang penting, namun kebijaksanaan
dalam membuat keputusan akan memberikan arah yang lebih pasti. Prabu Tajimalela
tidak lagi terjebak dalam dilema antara memilih Gajah Ageng yang kuat secara
fisik atau Gajah Agung yang bijak dalam diplomasi. Mimpi tersebut membantunya
menyadari bahwa yang terpenting adalah siapa yang dapat membawa terang di
tengah kegelapan zaman.
Dengan keputusan yang semakin mantap, Prabu Tajimalela memutuskan untuk
memilih penerus takhtanya berdasarkan kebijaksanaan yang dapat menuntun
kerajaan menuju masa depan yang lebih baik. Ia tahu bahwa tugas seorang
pemimpin tidak hanya menjaga kerajaan dari ancaman fisik, tetapi juga menuntun
rakyat menuju kehidupan yang lebih makmur dan damai. Mimpi itu, dengan cahaya
yang membelah kegelapan, menjadi simbol harapan yang selalu diterangi oleh
kebijaksanaan dalam memimpin. Prabu Tajimalela percaya bahwa dengan memilih
penerus yang tepat, ia telah memberikan masa depan yang cerah bagi Himbar
Buana, kerajaan yang ia cintai dan perjuangkan sepanjang hidupnya.