Pesan Berharga untuk Generasi Muda: Menjaga Jati Diri Lewat Sejarah dan Budaya

 

Pesan Berharga untuk Generasi Muda: Menjaga Jati Diri Lewat Sejarah dan Budaya

Kontributor

Sumarta (Akang Marta)

 


Dalam sebuah wawancara yang mengungkapkan pandangan mendalam dari salah satu tokoh adat Cirebon, pesan penting disampaikan kepada generasi muda tentang pentingnya mempelajari sejarah dan budaya nenek moyang. Pesan ini tidak hanya sekadar untuk memperkenalkan tradisi lokal, tetapi juga sebagai pengingat bahwa budaya adalah akar yang memberikan identitas dan rasa bangga sebagai bangsa. Tokoh tersebut dengan tegas menekankan bahwa mencintai dan menjaga budaya lokal adalah bagian dari cara kita menjaga jati diri. Dalam dunia yang semakin global ini, banyak pengaruh budaya luar yang masuk, dan sering kali kita lebih mengenal budaya asing dibandingkan dengan budaya sendiri. Namun, tanpa mengenal dan melestarikan budaya lokal, kita akan kehilangan pijakan dan arah dalam hidup kita.

Penting untuk memahami bahwa sejarah dan tradisi nenek moyang bukan sekadar catatan masa lalu, melainkan fondasi yang membentuk karakter dan nilai-nilai kita sebagai bangsa. Sejarah mengajarkan kita untuk menghargai perjalanan panjang yang telah dilalui oleh para pendahulu, sementara tradisi memberikan petunjuk tentang cara hidup yang penuh dengan kebijaksanaan dan kearifan lokal. Tokoh adat ini mengingatkan bahwa sejarah dan tradisi bukan hanya untuk dikenang, tetapi harus dipelajari dan diteruskan kepada generasi berikutnya agar nilai-nilai luhur tersebut tetap hidup. Dalam hal ini, generasi muda diharapkan dapat menggali pengetahuan tentang leluhur, baik melalui pendidikan formal maupun informal, agar mereka dapat menanamkan rasa cinta terhadap budaya mereka sendiri.

Menurutnya, salah satu tantangan terbesar bagi generasi muda saat ini adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai akibat pengaruh budaya asing yang semakin kuat. Jika budaya lokal tidak dilestarikan dengan baik, maka generasi muda akan mudah terombang-ambing dan kehilangan arah. Tanpa fondasi yang kokoh dari budaya sendiri, mereka bisa terjebak dalam identitas yang tidak jelas. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk selalu kembali ke akar budaya mereka, mempelajari dan mengapresiasi segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah dan adat istiadat lokal, serta mewariskannya kepada anak cucu mereka kelak. Hal ini akan menjaga agar budaya lokal tetap relevan dan diterima oleh generasi mendatang.

Budaya dan sejarah juga berfungsi sebagai pagar yang menjaga agar kita tidak terjerumus dalam arus peradaban yang semakin modern dan cenderung melupakan jati diri. Tradisi dan adat istiadat menjadi pengingat yang menghubungkan kita dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh leluhur. Dalam wawancara tersebut, tokoh adat tersebut dengan bijak menyatakan bahwa sejarah dan tradisi adalah garis pengaman yang mengingatkan kita agar tidak melenceng dari nilai-nilai yang telah diwariskan. Tanpa pengingat ini, kita bisa kehilangan arah dan tersesat dalam pengaruh-pengaruh yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya dan tradisi.

Untuk itu, penting bagi generasi muda untuk menyadari bahwa sejarah dan budaya adalah warisan yang harus dijaga dan dilestarikan. Mereka memiliki peran penting dalam meneruskan nilai-nilai luhur tersebut, agar tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan mencintai dan mempelajari budaya lokal, generasi muda tidak hanya menjaga jati diri mereka sebagai bangsa, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan warisan budaya yang tak ternilai harganya. Dengan demikian, mereka dapat memperkuat identitas bangsa yang berlandaskan pada sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang kita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel