BLEKENENG VS BLEKEPEK
Menarik untuk
dicermati bahwa setelah tidak cair selama 9 bulan, setelah demontrasi besar
kemarin akhirnya Kabag Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Indramayu Atang Riko
Hasbudi berjanji akan segera membayarkan hibah insentif guru madrasah diniyyah
selama 6 bulan yang akan dibayar langsung ke rekening guru madrasah.
Banyak pihak
terutama guru madrasah diniyyah berharap agar anggota dewan yang terhormat bisa
memperjuangkan agar nasib guru madrasah diniyyah diperjuangkan. Namun meski
mungkin saja ada respon dewan untuk menekan Bupati agar merespon harapan guru
madrasah diniyyah tetap saja publik tidak melihat kekuatan Dewan dalam
melakukan tekanan itu. Sepertinya meski Bupati tidak responsif atas keinginan publik
anggota dewan terlihat tidak berdaya dalam bersuara. Banyak pihak menganggap dewan MBLEKEPEK berhadapan dengan
kehebatan Bupati.
Lihat : Legenda Desa Nunuk
Kenapa
Blekepek karena politik berimplikasi kepentingan, bisa kepentingan uang, electoral,
jabatan, dan lain-lain. Tuntutan banyak pihak atas ke-Blekenengan Bupati dan
ke-Blekepekan dewan merupakan respon rasional dari ketidakresponan dari 2
lembaga tersebut. Akan bijak jika DPRD kab. Indramayu dan Bupati Indramayu
merespon harapan-harapan rakyat tersebut. Publik mulai yakin bahwa satu-satunya
jalan untuk menekan adalah melalui demonstrasi-demontrasi besar.
Jika saja
ruang untuk perbaikan agar pemerintah daerah bisa direspon positif maka
sejatinya kita tidak perlu merutinkan demontrasi dalam mengambil keputusan.
Karena demontrasi itu butuh banyak tenaga dan bisa jadi akan berimplikasi
merusak seperti rusaknya pagar DPRD. Kita semua menunggu agar DRPD dan Bupati
bekerja merespon harapan publik secara lebih nyata, jangan menunggu tekanan publik dalam bentuk demonstrasi terus menerus.
Aja
Blekeneng karo Blekepek bae sih….
Penulis : Yahya Ansori