Peringatan Maulid Nabi itu Ekspresi Cinta
Maulid atau bulan kelahiran nabi Muhamad SAW merupakan kebanggaan,kebahagiaan dan keistimewaan tersendiri bagi umat Islam. Seorang nabi akhir zaman yang lahir sejak seribu empat belas tahun yang lalu, sebagai pahlawan refolusi dunia yang membawa perubahan mentalitas dan keimanan umat manusia. Merayakan atas kelahiran junjunan nabi akhir zaman merupakan suatu keniscayaan dan kewajiban bagi Insan yang mengaku umatnya.
Tidak perlu diperdebatkan dan diperselisihkan, karena sudut pandang yang berbeda tentang tradisi perayaan maulid nabi. Faham penulis perayaan atas lahirnya nabi pelita alam semesta merupakan suatu ekspresi kecintaan umat Islam yang meyakini,mengimani,dan mengikuti risalah,dan ajaran -ajarannya.
Mencintai nabi Muhamad bagi umat Islam adalah suatu
kewajiban sebagaimana hadist nabi Muhammad Saw "Tidak sempurna iman
salah seorang diantara kalian sehingga Aku lebih dia cintai ketimbang kedua
orangtuanya, anaknya dan manusia lainnya"(HR. Bukhari dan Muslim).
Suatu kebohongan jika mengaku cinta tanpa sebuah
ekspresi dan ungkapan yang nyata. Sebagaimana dalam sebuah syair Al Busyairi
dalam Qosidah Burdahnya " Memang! Ia terlintas di dalam mimpiku, hingga
aku susah tidur.Cinta itu menghalangiku dari berbagai bentuk kenikmatan karena
rasa sakit yang ku derita". Kerinduan atas kecintaan terhadap
nabi,salah satunya diekspresikan dengan merayakan dan memuliakan hari kelahirannya ( maulid ).
Cinta umat atas nabinya, diekpresikan dengan cara dan gaya
yang bebeda- beda. Ada umatnya yang mengekspresikan cintanya pada nabi dengan
cara memperbanyak membaca sholawat, ada sebagian yang mengungkapkan cintanya
dengan cara meniru niru memperpanjang jenggotnya, ada yang mengeskspresikan
dengan merayakan maulid atau memuliakan atas kelahiran nabi dengan pembacaan
kitab Al barjanzi ( marhaban ) Apapun ekspresinya jika dalam kontek
kecintaan pada nabi,maka tidak hukum yang melarang.
Bukan sebuah keanehan dan kesalahan jika umat Islam
merayakan dan memuliakan kelahiran nabinya, karena semata -mata ekspresi cinta
dan rindu yang mendalam kepadanya. Suritauladan dan kemuliaan akhlak nabi, yang
menjadikan kerinduan dan cinta umatnya.
Penulis : Imam Syafi'i