Politik Manunggaling Kaula Gusti

Ajaran  “Manunggaling Kawula Gusti”. sering diartikan  sebagai ageman, proses menyatunya ruhaniyah sang Insan, hamba (kawula) dengan Gustinya ( Tuhan ).  Manunggaling kawula Gusti dalam kontek politik praktis dan politik pemerintahan ialah manunggal ( menyatu ) kawula ( rakyat ) dengan Gusti sang pemimpin.         


 

Menurut Gabriel A. Almond politik sebagai kegiatan yang berbuhungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif yang berkaitan dengan kebijakan publik.

Sebagaimana menurut Imam al-Ghazali bahwa politik adalah kemuliaan (sesuai syariat). Serta, membangun kehidupan manusia melalui kebijakan yang merupakan kemuliaan. Islam (syariat) juga mengharuskannya melalui maqasid al-syarī’ahnya. Sehingga, secara praktis, ber-politik harus didasari moralitas yang soleh dalam rangka mewujudkan kemuliaan tersebut.

Di tengah turunnya kepercayaan masyarakat terhadap sebagian politisi dan pemerintah, yang dianggap kebijakannya tidak pro rakyat dan dianggap lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompoknya .Maka penulis menawarkan Konsep politik "Manunggaling Kaula Gusti" yaitu konsep politik yang mengarahkan mentalitas  politisi,pemerintah,birokrasi dan pemangku kebijakan agar lebih manunggaling dengan kepentingan,kebutuhan dan harapan kaum Kawula ( rakat alit ) tidak adigang adigung adiguna.

Legenda desa Amis Cikedung



Konsep " politik manunggaling kawula gusti" merupakan sebagai rekontruksi falsafah kejawen yang meneladani model,gaya dan sikap tokoh - tokoh pemimpin besar Islam seperti Umar bin Abdul Aziz yang berprilaku dermawan terhadap kaum lemah,berani dalam membela keadilan rakyat kecil, zuhud tidak memperkaya diri, dan kehati hatian tidak memakan hak rakyat ( wara'i ).

Politik manunggaling kaula gusti, memanunggalkan rasa kemanusiaan,rasa kerakyatan, rasa keagamaan, rasa kepedulian agar terwujud kaum Gusti ( pemimpin ) bisa manunggal dalam silih,asah,silih asih,silih asuh dan silih wangi. Politik manunggaling kawula gusti mengharamkan mentalitas politisi, pemimpin dan pemerintah yang arogan,baperan, tidak ada kepedulian, dan pembiaran.


Penulis : Imam Syafii

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel