RAHWANA CUNGURE GOMPEL
Dilalah ana-ana bae, keligane Rahwana niba ning Pendopo. Kerana kedungsuke kenceng cungur Rahwana potel. Aneh bin ajaib Rahwana sing due ilmu rawarontek barang cungure gompel ora bisa balek. Setelah ditelusuri ternyata cungure Rahwana dicolong kucing garong diumpetna ning leng tikus.
Si kucing garong sing nyolong gompelan cungur watir
nyolong cungure Rahwana sing sakti mandraguna. Kucing garong melongo bae ning
arepan leng tikus bokat keweruhan Rahwana. Ora dinyana cungure Rahwana sing
diumpetna ning kucing dipangan rameh-rameh ning puluhan tikus sing ana
ning leng, walhasil pragat cungure Rahwana dipangan tikus.
Kita sudah sepakat bahwa negara ini berdasarkan
hukum (rechtsstaat), bukan berdasar kekuasaan belaka,
apalagi kekuasaan model tipe Rahwana yang pongah. Mentang-mentang sakti dan
bisa menguasai 3 dunia. Berpuluh-puluh tahun kita saksikan dari rejim ke rejim
Indramayu tidak berubah dari satu kepongahan ke kepongahan yang lainnya.
Ketidakadilan hukum begitu tampak kasat mata menciderai banyak pihak. Yang kuat
aman-aman saja berbuat melanggar hukum seenaknya. Yang lemah disengsarakan tanpa berfikir atas nama
kemanusiaan. Pongah sekali.
Beberapa elemen masyarakat yang datang
berdemonstrasi ke DPRD Kab. Indramayu hari ini tentu merefleksi cerminan, ada
sesuatu yang melukai hati rakyat. Soal siapa yang diuntungkan dan siapa yang
dirugikan itu soal nanti setelah tuntutan ini mengalir deras. Yang jelas luka-luka
akan semakin menganga, tiap pihak akan saling menyerang karena terluka. Tentu
ini akan bisa dihindari jika kita semua patuh pada rule of law sebagai negara
hukum.
Lihat : Agrowisata Situ Bolang terkini
Apabila hukum menjadi
sumber kekuasaan negara, dalam pendapat Aristoteles, maka dalam negara akan
terwujud hal-hal sebagai berikut: Hukum akan menumbuhkan moralitas yang terpuji
dan keadaban yang tinggi bagi yang memerintah tetapi juga bagi yang diperintah.
Tumbuhnya moralitas yang terpuji dan keadaban yang tinggi akan mencegah
pemerintahan yang sewenang-wenang. Ketiadaan pemerintahan yang sewenang-wenang
dari pihak penguasa akan menumbuhkan peran serta yang positif serta persetujuan
dan dukungan yang menggembirakan dari pihak yang diperintah kepada pemerintah.
Pemerintah yang memiliki moralitas yang terpuji dan keadaban yang tinggi, yang
tidak sewenang-wenang, dan yang memperoleh persetujuan dan dukungan dari pihak
yang diperintah, akan memerintah untuk kepentingan, kebaikan, dan kesejahteraan
umum.
Pemerintahan hasil
pilkada 2020 yang dilantik 26 Februari 2021 ini belum lama berkuasa, tapi
gelombang ketidakpuasan kencang sekali menggema. Ada something wrong, bisa jadi
itu adalah ketidaksanggupan menggalang semua elemen untuk bersama-sama
membangun Indramayu tercinta. Jika saja Bupati cerdas merangkul tidak membuat
banyak orang terpukul tentu sejarah akan berkata lain.
Bisa saja situasi
akan menjadi makin sulit jika makin banyak pihak yang menggerogoti sendi-sendi
pemerintahan daerah. Semua mafhum bahwa birokrasi adalah wajah-wajah lama yang
pura-pura setia, dengan sangat mudahnya mereka akan berbalik muka. Kekuatan
politik parlemen Bupati juga lemah, jika dukungan publik menjadi begitu deras
tentu akan menjadi makin kusut.
Lihat : Healing di bibir gunung
Namun sejauh saya
amati sedikit sekali politisi Indramayu yang tidak pragmatis bisa saja
kasus-kasus hukum warisan masa lalu seperti kasus hukum BPR Karya Remaja yang
ratusan milyar menjadi kartu As untuk politik dagang sapi, saling sandera kasus
hukum agar win-win solution. Namanya juga politik, bukan besok makan apa? Tapi besok
makan siapa? Jangan-jangan justru sama-sama tahan diri tidak saling makan. Bisa
saja kan?