MIMPI SAYA PUNYA BUS LISTRIK, TAPI BUPATI PENGENNYA TOPENG

Akhirnya kita punya saluran udara tegangan extra tinggi (SUTET) 500.000 Volts menghubungkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sumur Adem ke Interkoneksi Jawa - Bali milik Indonesia Power. Buat sebagian orang ini biasa, tapi buat saya ini luar biasa.

Ada yang bermimpi menjadi juara rekor dunia tari topeng, ada juga yang pengen juara dunia mangan krupuk karena kita produsen krupuk. Tapi saya lebih bermimpi soal infrastruktur yang memanusiakan rakyat dermayu. Jika infrastruktur baik maka kehidupan sosial ekonomi rakyat dermayu juga mudah-mudahan beranjak membaik.

Pertama PLTU kita di Sukra akan dengan kapasitas diatas 1000 MW itu artinya wilayah kabupaten kita mensuplai tenaga listrik surplus untuk kebutuhan wilayah lain. Sebagian besar kita bahkan tidak bangga dengan prestasi itu, di awal keberadaannya PLTU itu menyeret mantan bupati Indramayu masuk penjara. Pun kita biasa saja punya kilang minyak Balongan. Rakyat dermayu tetap tertinggal jauh dari kabupaten lain, masih bodoh, masih miskin, masih belum maju.

Saya bermimpi jika saja suplai listrik yang melimpah itu kita punya Omnibus Listrik 100 buah, kita andaikan omnibus itu kita operasikan mirip busway di Jakarta. Omni bus itu akan melalui rute Gantar - Krangkeng, Sukra - Sukagumiwang, Sukaslamet - Karangsinom dan lain lain. Bus bus listrik tersebut akan menggantikan sepeda motor anak anak sekolah, mobil mobil karyawan, guru, petani dari gantar yang membawa boled, dan jahe ke pasar mambo.

Kita bisa memanfaatkan listrik tersebut untuk mengganti nyawa pelajar yang tewas jatuh di jalan raya. Menghemat uang bensin mobil pejabat, menghemat ongkos ojeg petani kita. Apakah cukup kita sekedar dapat polusi dari projek Indonesia Power? Apakah cukup kita dapat nama besar dari kilang Balongan.

Kita sepertinya kenyang dengan sekedar pujian, sanjungan. Tonton dulu deh sajian Sexy Killer dari Watchdoc, kita anggap enteng saja ini, atau jangan-jangan kita tak punya keberanian sedikitpun, lihatlah kawan kita yang sedang membangun saluran SUTET ini di atas ketinggian beliau berdua bergelantungan, menawarkan harapan menawarkan kemakmuran dengan taruhan nyawa. 

Tapi saya apresiasi kerja apapun itu meski tak sesuai harapan saya.


Penulis : Yahya Ansori

 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel