Pembelaan Luhut Terhadap Gibran: Strategi Politik dalam Menjaga Posisi dan Kekuatan
Pembelaan Luhut Terhadap Gibran: Strategi Politik dalam Menjaga
Posisi dan Kekuatan
Indramayutradisi.com: Dedy Kurnia Syah mengungkapkan bahwa situasi
politik yang dihadapi oleh Anwar Utsman terkait dengan Gibran Rakabuming Raka
menunjukkan peran besar yang dimainkan oleh tokoh-tokoh kunci dalam kekuasaan,
seperti Luhut Binsar Pandjaitan. Pembelaan Luhut terhadap Gibran, menurut Dedy,
sangatlah wajar mengingat posisinya yang masih dekat dengan kekuasaan dan
pentingnya menjaga kelangsungan aliansi politik yang telah terjalin dengan
Presiden Jokowi.
Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam
kabinet pemerintahan Jokowi, memiliki posisi yang sangat strategis dalam
politik Indonesia. Dukungan atau pembelaan terhadap Gibran, yang merupakan anak
Presiden Jokowi, bukan hanya soal hubungan pribadi atau kekeluargaan, tetapi
juga terkait dengan strategi politik yang lebih luas. Luhut sadar betul bahwa
Gibran adalah bagian dari dynasty politics yang berpotensi melanjutkan
kekuasaan politik Jokowi ke masa depan. Oleh karena itu, menjaga kedekatan
dengan Gibran menjadi salah satu langkah strategis untuk mempertahankan
pengaruh politiknya di masa yang akan datang.
Lebih jauh lagi, Dedy Kurnia Syah menyatakan bahwa pembelaan Luhut terhadap
Gibran juga terkait dengan kepentingan politik jangka panjang. Sebagai tokoh
yang berada di lingkaran dalam pemerintahan, Luhut tentunya tidak ingin
kehilangan posisi yang telah dibangun dengan susah payah. Dalam konteks ini,
dukungan kepada Gibran tidak hanya berkaitan dengan loyalitas kepada Presiden
Jokowi, tetapi juga merupakan upaya untuk memperkuat posisinya sendiri di
kancah politik Indonesia. Mengingat Gibran yang dipandang sebagai calon
pemimpin masa depan, menjaga hubungan baik dengan anak Presiden menjadi langkah
penting bagi Luhut untuk terus mempertahankan relevansi politiknya.
Namun, di sisi lain, pembelaan Luhut ini juga bisa dilihat sebagai bentuk
manuver politik yang mungkin berisiko. Luhut harus mempertimbangkan apakah
terus mendukung Gibran akan membawa keuntungan politik bagi dirinya di masa
depan, atau justru akan membuatnya terjebak dalam kontroversi dan ketegangan
yang semakin memanas dalam dinamika politik Indonesia.
Secara keseluruhan, Dedy Kurnia Syah melihat bahwa pembelaan Luhut terhadap
Gibran adalah langkah politik yang logis dalam konteks menjaga kekuatan dan
pengaruh dalam pemerintahan. Namun, situasi ini memperlihatkan betapa rapuhnya
posisi politik para tokoh besar, yang meskipun dekat dengan kekuasaan, tetap
harus mempertimbangkan dinamika yang terjadi di lapangan. Sebagai bagian dari
dynasty politics, Gibran dan orang-orang di sekitarnya harus siap menghadapi
tantangan yang datang, termasuk dari pihak-pihak yang mungkin merasa dirugikan
oleh keberadaan aliansi ini.
Sumber :
dari podcast RH Channel dan Dedy Kurnia 🔴GEGER! ANWAR USMAN MENYESAL
BUKA JALAN GIBRAN NYAPRES? INI KATA PENGAMAT POLITIK DEDI KURNIA SYAH!! Dari
link: https://youtu.be/VGUSmyTU3Ns?t=2388
Penulis
Akang
Marta
Kontributor
Indramayutradisi.com