Peran Prabowo dalam Dinamika Pemakzulan Gibran: Kepentingan Politik dan Risiko Ketidaksetiaan
Peran Prabowo dalam Dinamika Pemakzulan Gibran: Kepentingan Politik
dan Risiko Ketidaksetiaan
Indramayutradisi.com: Dedy Kurnia Syah mengidentifikasi bahwa
situasi yang dihadapi oleh Anwar Utsman, terutama dalam kaitannya dengan isu
pemakzulan Gibran, berpotensi membawa dampak yang sangat besar bagi arah
politik Indonesia. Salah satu elemen kunci yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan
selanjutnya adalah peran Prabowo Subianto, yang dalam banyak hal akan menjadi
penentu arah dari kelompok yang menentang atau mendukung pemakzulan. Dedy
menekankan bahwa kekuatan kelompok yang menolak pemakzulan sangat bergantung
pada kepentingan politik Prabowo, baik itu untuk mempertahankan hubungan dengan
kekuasaan yang ada atau mencari posisi strategis di masa depan.
Sebagai tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam politik Indonesia, Prabowo
berada dalam posisi yang sangat menentukan. Dedy Kurnia Syah berpendapat bahwa
jika Prabowo merasa terancam oleh perkembangan situasi politik, khususnya yang
melibatkan Gibran dan kemungkinan ketidaksetiaan Jokowi di masa depan, ia dapat
berbalik mendukung kelompok yang ingin menggulingkan Gibran melalui pemakzulan.
Ketidaksetiaan Jokowi di masa depan menjadi ancaman bagi Prabowo, yang
mengandalkan aliansinya dengan Jokowi untuk mempertahankan posisi politiknya.
Jika situasi politik berubah dan Prabowo merasa terpinggirkan, dia bisa melihat
pemakzulan sebagai peluang untuk memanfaatkan ketegangan dan mengamankan
posisinya sendiri.
Selain itu, Dedy juga menggarisbawahi bahwa Prabowo tidak hanya bergantung
pada kesetiaan Jokowi, tetapi juga pada kalkulasi politik pragmatis. Ia akan
lebih cenderung mendukung kelompok yang dapat memberikan keuntungan lebih besar
baginya, baik itu dalam hal memperkuat posisinya di pemerintahan ataupun untuk
meraih dukungan lebih luas di masa depan. Dalam konteks ini, jika Prabowo
merasa bahwa aliansi dengan pihak-pihak yang menentang Gibran lebih
menguntungkan, ia mungkin akan berbalik dan mendukung kelompok pemakzulan.
Namun, keputusan Prabowo untuk mendukung atau menentang pemakzulan Gibran
juga tidaklah sederhana. Keputusan ini bergantung pada berbagai faktor,
termasuk hubungan yang ia bangun dengan kelompok militer dan purnawirawan,
serta bagaimana ia menilai posisi politik Jokowi ke depannya. Jika Prabowo
menilai bahwa lebih baik mendukung Gibran sebagai bagian dari konsolidasi
kekuasaan bersama Jokowi, maka ia akan lebih memilih untuk tidak terlibat dalam
isu pemakzulan.
Secara keseluruhan, analisis Dedy Kurnia Syah menunjukkan bahwa Prabowo
Subianto memegang kunci penting dalam dinamika politik yang berkembang seputar
Gibran dan potensi pemakzulan. Kekuatan kelompok yang mendukung atau menentang
pemakzulan akan sangat tergantung pada bagaimana Prabowo melihat situasi
politik, serta bagaimana ia mengelola hubungan dengan berbagai pihak untuk
mencapai kepentingan politiknya.
Sumber :
dari podcast RH Channel dan Dedy Kurnia 🔴GEGER! ANWAR USMAN MENYESAL
BUKA JALAN GIBRAN NYAPRES? INI KATA PENGAMAT POLITIK DEDI KURNIA SYAH!! Dari
link: https://youtu.be/VGUSmyTU3Ns?t=2388
Penulis
Akang
Marta
Kontributor
Indramayutradisi.com