Tekanan dari Dalam Lingkaran: Purnawirawan TNI dan Potensi Perubahan Sikap Anwar Usman
Tekanan dari Dalam Lingkaran: Purnawirawan TNI dan Potensi Perubahan
Sikap Anwar Usman
Indramayutradisi.com: Dedy Kurnia Syah, analis politik dari
Indonesia Political Opinion (IPO), menyoroti dinamika penting dalam
perkembangan politik pasca-pemilu, yakni meningkatnya tekanan dari kelompok
purnawirawan TNI yang mendesak pemakzulan terhadap Gibran Rakabuming Raka.
Desakan ini muncul sebagai respon atas pencalonan dan terpilihnya Gibran yang
dinilai problematik secara etika dan konstitusional, serta dinilai merupakan
buah dari rekayasa hukum Mahkamah Konstitusi (MK) di bawah kepemimpinan Anwar
Usman. Dalam konteks ini, Dedy melihat bahwa Anwar Usman berada dalam
pusaran tekanan baru yang datang dari kalangan yang justru memiliki kedekatan
psikologis dan historis dengan Presiden Joko Widodo.
Gerakan purnawirawan TNI bukan sekadar tekanan publik biasa. Mereka memiliki
posisi simbolik sebagai kelompok elite moral dalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia, yang kerap menjadi barometer sentimen militer dan nasionalisme.
Ketika kelompok ini mulai mengambil sikap terbuka terhadap isu politik,
termasuk menyentuh legitimasi Gibran, maka sinyalnya bukan main-main. Dedy
menilai, kedekatan emosional dan jaringan komunikasi yang terjalin lama antara
purnawirawan dan presiden dapat menciptakan tekanan batin tersendiri bagi
Jokowi—dan secara tidak langsung, terhadap semua aktor yang terlibat dalam
pencalonan Gibran, termasuk Anwar Usman.
Dalam analisis lebih lanjut, Dedy mengindikasikan bahwa tekanan dari
kelompok ini bisa menjadi katalisator bagi perubahan sikap Anwar Usman. Selama
ini, Anwar relatif diam dan menerima konsekuensi etik atas keputusannya di MK.
Namun dengan hadirnya gerakan purnawirawan yang menyasar keabsahan politik
Gibran, terbuka kemungkinan bahwa Anwar mulai mempertimbangkan kembali
posisinya—bukan sekadar sebagai hakim konstitusi, tapi sebagai bagian dari
manuver politik nasional yang lebih besar.
Anwar bisa saja memandang bahwa tekanan yang mengarah ke Gibran adalah
bentuk konsekuensi lanjutan dari keputusan MK, dan ketika tokoh-tokoh yang
dulunya dianggap netral mulai bersikap kritis, ia mungkin merasa telah
dijadikan alat yang kini ditinggalkan. Dalam titik tekanan ini, Dedy
memperkirakan muncul peluang bahwa Anwar—didorong oleh beban moral, tekanan
publik, dan kehilangan perlindungan politik—akan lebih terbuka untuk berbicara,
bahkan mungkin membongkar sisi-sisi tersembunyi dari keputusan MK yang selama
ini tertutup rapat.
Sumber :
dari podcast RH Channel dan Dedy Kurnia 🔴GEGER! ANWAR USMAN MENYESAL
BUKA JALAN GIBRAN NYAPRES? INI KATA PENGAMAT POLITIK DEDI KURNIA SYAH!! Dari
link: https://youtu.be/VGUSmyTU3Ns?t=2388
Penulis
Akang
Marta
Kontributor
Indramayutradisi.com