Relasi Transaksional yang Gagal: Anwar Usman, Kalkulasi Politik, dan Potensi Pembalikan Sikap

Relasi Transaksional yang Gagal: Anwar Usman, Kalkulasi Politik, dan Potensi Pembalikan Sikap



Indramayutradisi.com: Dalam analisis politik yang tajam, Dedy Kurnia Syah menggarisbawahi bahwa situasi yang kini menimpa Anwar Usman adalah konsekuensi dari sebuah relasi take and give yang tidak berjalan sebagaimana harapan. Sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar memiliki peran sentral dalam keluarnya putusan yang memungkinkan Gibran Rakabuming Raka mencalonkan diri sebagai wakil presiden, kendati usianya saat itu belum memenuhi batas minimal. Keputusan ini dianggap sebagai bentuk keberpihakan yang didasarkan pada relasi kekeluargaan—Anwar adalah ipar dari Presiden Joko Widodo.

Namun, kalkulasi politik yang kemungkinan didasarkan atas logika timbal balik ternyata berakhir dengan ironi. Alih-alih mendapat perlindungan atau keuntungan politik, Anwar justru menjadi korban dari badai kritik dan diputuskan melanggar etik berat oleh Majelis Kehormatan MK. Jabatan Ketua MK dicopot, reputasi rusak, dan ia tidak mendapat pembelaan berarti dari Presiden Jokowi maupun Gibran—pihak yang secara langsung diuntungkan dari keputusannya.

Menurut Dedy, ini adalah bukti nyata bahwa logika politik transaksional tidak selalu berpihak pada para pelaksana strategi di belakang layar. Ketika keuntungan yang diharapkan tidak terwujud, justru sanksi dan isolasi yang diterima, potensi kekecewaan bahkan kemarahan personal sangat mungkin muncul. Dalam konteks ini, Dedy mengisyaratkan bahwa Anwar Usman bisa saja mengambil langkah pembalikan sikap—tidak hanya demi membela dirinya, tetapi juga untuk mengungkap kebenaran di balik proses pengambilan keputusan yang selama ini dituduh sarat intervensi.

Relasi take and give yang gagal bukan hanya membuat Anwar Usman kehilangan jabatan, tetapi juga membuka ruang bagi perubahan narasi dari dirinya sendiri. Dalam keadaan tersudut dan ditinggalkan, seorang aktor politik sering kali terdorong untuk membongkar fakta-fakta tersembunyi sebagai bentuk pembalasan moral. Jika hal ini terjadi, maka Anwar bisa menjadi whistleblower kunci dalam menguak bagaimana dinamika kekuasaan ikut mempengaruhi keputusan hukum tertinggi negara.

Dengan demikian, Dedy membaca bahwa Anwar Usman kini bukan hanya figur yang kalah dalam perhitungan politik, tetapi juga berpotensi menjadi sumber pengungkapan yang mampu mengguncang legitimasi kekuasaan yang pernah ia bantu lindungi.

Sumber : dari podcast RH Channel dan Dedy Kurnia 🔴GEGER! ANWAR USMAN MENYESAL BUKA JALAN GIBRAN NYAPRES? INI KATA PENGAMAT POLITIK DEDI KURNIA SYAH!! Dari link: https://youtu.be/VGUSmyTU3Ns?t=2388

Penulis

Akang Marta

Kontributor Indramayutradisi.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel