Antusiasme Warga Blok Gorong Gorong: Pembentukan Panitia Perayaan Malam 1 Suro
Antusiasme Warga Blok Gorong Gorong: Pembentukan Panitia Perayaan Malam 1 Suro
Pada suatu malam yang tenang di Blok Gorong Gorong, sebuah pertemuan penting diadakan di teras rumah Bapak Lurah, menandai dimulainya persiapan untuk dua perayaan besar yang selalu dinantikan oleh warga: Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriyah dan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-79 pada 17 Agustus. Suasana keakraban tampak jelas di antara para pemuda dan sesepuh yang hadir, duduk bersila di atas tikar, sembari menikmati hangatnya kopi dan kudapan ringan. Obrolan ringan sesekali diselingi tawa renyah, mencairkan suasana sebelum memasuki agenda utama: pembentukan panitia pelaksana.
Antusiasme warga Blok Gorong Gorong terhadap perayaan ini memang selalu tinggi. Malam 1 Suro, atau Tahun Baru Islam, bukan hanya sekadar pergantian tahun, melainkan momen introspeksi, doa bersama, dan kegiatan keagamaan yang kental dengan tradisi lokal. Sementara itu, peringatan HUT RI adalah wujud nyata rasa nasionalisme dan kebanggaan akan kemerdekaan, yang biasanya dirayakan dengan berbagai lomba menarik, pawai, dan pentas seni. Mengingat kedua perayaan ini hanya berselang beberapa minggu, koordinasi yang matang dan persiapan yang cermat mutlak diperlukan.
Pertemuan malam itu dibuka oleh Bapak Lurah, yang menyampaikan urgensi pembentukan panitia sejak dini. "Wayae pembentukan panitia perayaan tahun baru Islam malam 1 Suro 1447 Hijriyah & HUT RI 17 Agustusan blok Gorong Gorong jeh luh…," ujarnya dengan nada akrab, memicu anggukan setuju dari para hadirin. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara generasi muda dan sesepuh, agar tradisi yang ada tetap terjaga namun juga terbuka terhadap ide-ide baru yang segar.
Diskusi kemudian mengalir, membahas berbagai posisi dalam kepanitiaan. Untuk perayaan 1 Muharram, fokus utama adalah kegiatan keagamaan seperti pengajian akbar, santunan anak yatim, dan mungkin pawai obor. Beberapa nama muncul sebagai kandidat koordinator untuk acara keagamaan, dipilih berdasarkan pengalaman dan kepiawaian mereka dalam mengorganisir kegiatan serupa di masa lalu. Sementara itu, untuk peringatan HUT RI, berbagai seksi kepanitiaan mulai dari seksi lomba, seksi perlengkapan, seksi konsumsi, hingga seksi keamanan mulai dibahas. Ide-ide kreatif pun bermunculan, mulai dari lomba tradisional seperti balap karung dan panjat pinang, hingga kemungkinan lomba modern yang dapat melibatkan semua kalangan, termasuk kaum ibu dan anak-anak.
Para pemuda terlihat sangat bersemangat, mengusulkan berbagai inovasi untuk memeriahkan acara. Mereka berharap perayaan tahun ini dapat lebih meriah dan berkesan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Kita harus bisa menampilkan sesuatu yang berbeda tahun ini, Pak Lurah," ujar salah seorang pemuda, disambut senyum dan persetujuan dari sesepuh. Mereka berpendapat bahwa keterlibatan aktif pemuda akan membawa energi baru dan ide-ide segar yang relevan dengan perkembangan zaman, tanpa melupakan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan.
Di akhir pertemuan, struktur kepanitiaan awal pun terbentuk, dengan beberapa nama ditunjuk sebagai koordinator utama untuk masing-masing acara. Langkah selanjutnya adalah membentuk tim-tim kecil di bawah koordinator tersebut, serta menyusun jadwal rapat rutin untuk mematangkan konsep dan detail acara. Semangat kebersamaan dan gotong royong yang menjadi ciri khas Blok Gorong Gorong begitu terasa malam itu. Pertemuan ini bukan hanya sekadar pembentukan panitia, melainkan juga simbol persatuan dan harapan akan suksesnya dua perayaan penting yang akan segera tiba, mengukir kenangan indah bagi seluruh warga Blok Gorong Gorong.