Harapan pada Tata Kelola dan Kesejahteraan Petani
Harapan pada Tata Kelola dan
Kesejahteraan Petani
Indramayutradisi.com: Kehebatan
model Koperasi Merah Putih terletak pada sistemnya yang menjanjikan keterjaminan pembelian
output pertanian. Ini adalah angin segar bagi petani yang
seringkali "panen derita" karena harga anjlok atau tidak ada pembeli.
Gubernur Edy Rahmayadi pernah menyoroti bagaimana banyak petani rugi karena
terpaksa meminjam modal ke rentenir, dan setelah panen, tidak mendapatkan
apa-apa. Dengan adanya koperasi yang siap menampung hasil produksi, petani
tidak perlu lagi lari ke rentenir ilegal yang merugikan.
Selain itu, struktur tata kelola koperasi
yang lebih berlapis diharapkan dapat meminimalkan penyimpangan. Tidak seperti
Perseroan Terbatas (PT) yang hanya memiliki direktur dan komisaris, koperasi
memiliki struktur yang lebih dalam, melibatkan pengurus, pengawas, pembina, dan
yang paling tinggi adalah anggota itu sendiri melalui
Rapat Anggota Tahunan (RAT). Anggota berhak menentukan direksi
dan mengawasi jalannya perusahaan, sehingga pengawasan jauh lebih ketat dan
transparan. Ini adalah kunci untuk mencegah terulangnya kasus-kasus penipuan
oleh koperasi fiktif seperti Arta Jaya Mandiri atau Koperasi Langit Biru yang
menggelapkan triliunan rupiah uang nasabah.
Koperasi Merah Putih mengusung 10 tujuan mulia
yang jika terwujud sepenuhnya, akan membawa dampak makro yang signifikan.
Selain meningkatkan kesejahteraan petani dan menciptakan lapangan kerja, koperasi
ini juga bertekad menekan pergerakan
tengkulak dan memperpendek rantai pasok.
Ilustrasi harga pisang yang melambung lima kali lipat dari petani ke konsumen
di kota adalah bukti bagaimana rantai pasok yang panjang "merampok"
nilai tukar petani. Koperasi Merah Putih bercita-cita menjadi pahlawan yang
akan memangkas rantai tersebut, memastikan margin yang lebih adil bagi petani
dan harga yang lebih terjangkau bagi konsumen.
Lebih jauh lagi, koperasi ini
juga menargetkan penekanan kemiskinan
ekstrem dan pengendalian inflasi.
Di tengah fakta bahwa banyak rakyat Indonesia masih berada dalam garis
kemiskinan (versi Bank Dunia menyebut 60%, meskipun BPS 8%), dan inflasi yang
terus membayangi, Koperasi Merah Putih berpotensi menjadi instrumen penyelamat
ekonomi. Ia tidak hanya akan mendongkrak pendapatan individu, tetapi juga
membantu menjaga stabilitas harga secara keseluruhan.
Konten Kreator
Akang Marta
Indramayutradisi