Masa Depan Koperasi Merah Putih: Antara Optimisme dan Realitas
Masa Depan Koperasi Merah Putih:
Antara Optimisme dan Realitas
Indramayutradisi.com: Kritik dari
beberapa pengamat ekonomi yang meragukan kemandirian koperasi jika didorong
oleh pemerintah dengan modal besar perlu dicermati. Namun, argumen tersebut
seringkali dianggap dangkal. Banyak entitas bisnis, termasuk perusahaan
jawatan, Perum, atau PT Tbk, yang namanya pun diatur oleh pemerintah tanpa
menghilangkan independensinya. Keberhasilan sebuah koperasi pada akhirnya
bergantung pada kualitas bisnisnya dan
manajemennya, bukan semata-mata pada siapa yang memberikan
modal awal atau nama.
Kisah sukses koperasi di
Venezuela, seperti Keko Sesola
yang mengelola bisnis makanan, kesehatan, hingga pemakaman dengan omzet
miliaran, atau Tagum di
bidang asuransi dengan aset triliunan, menunjukkan bahwa koperasi mampu menjadi
entitas bisnis besar dan menguntungkan. Bahkan di Indonesia, ada koperasi di
Pekalongan yang memiliki dana lebih dari Rp10 triliun.
Program Koperasi Merah Putih
adalah pertaruhan besar yang sarat optimisme. Ia adalah bukti komitmen
pemerintah untuk membawa pembangunan langsung ke akar rumput, memberdayakan
masyarakat pedesaan, dan menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih adil. Namun,
tantangan besar di depan mata adalah bagaimana memastikan Good Corporate Governance
(GCG) berjalan efektif, bagaimana membekali pengurus koperasi
dengan keterampilan manajemen yang mumpuni, dan bagaimana menjaga agar dana
Rp550 triliun ini benar-benar membawa manfaat maksimal, bukan petaka seperti
kasus penyalahgunaan di masa lalu.
Indonesia kini menanti, apakah
Koperasi Merah Putih akan menjadi mercusuar baru bagi ekonomi kerakyatan,
mengukir sejarah keberhasilan yang akan dikenang di masa depan, ataukah ia akan
terganjal oleh kompleksitas implementasi dan tantangan akuntabilitas yang sama
seperti program-program sebelumnya. Ini adalah babak baru yang patut kita ikuti
dengan penuh harap dan pengawasan ketat.
Konten Kreator
Akang Marta
Indramayutradisi