UNTUNG SURAPATI DI CIREBON

Keraton Kecirebonan
 
Kisah Untung Surapati sangat legendaris dalam perjuangannya melawan kolonialisme VOC. Ia telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tahun 1973.
Kisah terbunuhnya Kapten Tack, Novelnya Abdul Moeis yang berjudul ' Dari Boedak sampai mendjadi Radja', Taman Untung Surapati di Jakarta serta beberapa jalan di Indonesia adalah bukti begitu melegendanya Untung Surapati yang bernama asli Surowiroaji ini.

Ketika dia berumur 20 tahun, dimasukan ke penjara oleh tuannya yang bernama Tuan Moor karena Surawiroaji yang saat itu adalah seorang budak keturunan Bali memacari anak sang majikan. Didalam penjara, Surawiroaji bertemu dengan Wirayuda dan Kiai Ebun pasukan Banten yang tertangkap dan mengajarinya islam dan perlawanan terhadap VOC.
Surawiroaji kemudian berhasil melarikan diri beserta kelompoknya dari penjara dan menjadi buronan di Batavia.

Saat itu perang Banten sedang berkecamuk dimana perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa sudah kalah di tahun 1683. Putranya Pangeran Purbaya melanjutkan perlawanan namun akhirnya Pangeran Purbaya sendiri pun menyerah dan mau ditangkap jika dijemput perwira VOC pribumi. Disinilah kelompok Surawiroaji atau Untung Surapati ini ditemukan seorang perwira VOC, Kapten Ruys. Kapten Ruys menawari pekerjaan sebagai tentara VOC. Untung surapati menerimanya.

Setelah berlatih dan lulus dalam pelatihan kemiliteran Untung Surapati diberi Pangkat Letnan dan diberi tugas menjemput pangeran Purbaya di Gunung Gede dan dibawa ke Tanjungpura. Pada saat yang sama ada pasukan lain dari VOC eropa yakni Vaandrig Kuffeler memperlakukan pangeran Purbaya secara buruk. Perbuatan kasar Vaandrig Kuffeler membuat Kapten Surapati marah dan menghancurkanya. Perlu diketahui juga bahwa Pangeran Purbaya memiliki seorang isteri dari Kertasura yang bernama Gesik Kusumo. Pangeran Purbaya tetap ke Tanjungpura sementara sang istri meminta Untung Surapati ke Kertasura. Sesampainya di Tanjungpura Untung Surapati sudah dianggap buronan karena membunuh Letnan Vaandrig Kuffeler. Untung Surapati melarikan diri ke Kertasura sekaligus mengantar putri Gusik Kusumo.

Sesampainya di wilayah Cirebon dalam pelariannya, ia diundang untuk bertemu dengan Martadipa seorang pejabat perwakilan Mataram karena Cirebon merupakan vassal atau bawahan Mataram saat itu. Sesampainya di Cirebon oleh Martadipa, Untung diminta Mataram membantu menumpas peberontakan Trunojoyo. Dan perlu diketahui saat itu Mataram, Banten dan VOC sedang saling berperang satu sama lainnya. Karena raja Cirebon yakni Pangeran Girilaya tidak kembali sementara ketiga anak sebagai pewaris kerajaan terpisah-pisah, maka terjadi pemberontakan diwilayah Cirebon. Martadipa juga meminta agar Untung ikut andil menumpas pemberontakan tersebut salah satunya pernah berkelahi dengan seorang yang bernama Surapati yang kelak namanya digunakannya menjadi Untung Surapati.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel