MANUSIA SILVER INDONESIA VS LUAR NEGERI

Manusia silver adalah manusia yang tubuhnya dilumuri cat atau bahan tertentu dengan warna silver. Pertama muncul manusia silver ini di jalanan Hollywood, Amerika Serikat yang kemudian ditiru oleh banyak orang termasuk di Indonesia.

Di Hollywood sana manusia silver ini adalah sebagai ungkapan seni, namun konsep manusia silver di Indonesia itu berbeda dan malah menyulitkan dirinya sendiri.

Beberapa alasan yang menjadikannya kurang pas dari manusia silver di Indonesia adalah:

Pertama: Konsep awal manusia silver adalah berkamuflase menjadi: PATUNG.

Yang dikerjakan adalah duduk atau berdiri di trotoar dan berharap ada yang memberi uang saat ada yang mengajak foto bareng.

Faktanya di Indonesia, mereka bawa kaleng dan minta uang di mobil-mobil yang berhenti di lampu merah bahkan meminta dari rumah ke rumah.

Kedua: Sebagai patung, manusia silver itu BERPAKAIAN LENGKAP, termasuk topi dan sepatu, plus ada yang berkaca mata.

Dengan berpakaian lengkap, bagian tubuh manusia silver yang harus terkena cat, tentunya lebih sedikit. Bisa dibilang, bagian tubuh yang dicat hanyalah: muka, sedikit rambut bagian belakang (karena pakai topi), dan pergelangan tangan hingga jari. Selebihnya, yang dicat adalah: PAKAIANNYA.

Faktanya di Indonesia, mereka tak bertopi, tak berkaca mata, bertelanjang dada, bercelana pendek, dan tanpa alas kaki. Praktis, mereka hanya bercelana pendek.

Dengan hanya bercelana pendek, otomatis hampir seluruh tubuhnya harus terkena cat. Menyulitkan dirinya sendiri.

Apalagi kalau kita bicara "jam kerja" mereka yang seringnya siang hari di bawah terik matahari. Apakah itu tidak menyiksa diri sendiri?

Ketiga: Manusia silver adalah sebuah kegiatan yang mengandung unsur seni. 

Namun faktanya di negara kita, manusia silver sama sekali tak ada seninya. Misal ada orang memberi uang, pastinya lebih karena kasihan, bukan karena kagum, apalagi ingin berfoto bersama. 

(Soe)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel