Memahami Perjalanan Hidup Cheng Ho
Kasim di Istana Kekaisaran Tiongkok: Lebih dari
Sekadar Pelayan
Untuk memahami perjalanan
hidup Cheng Ho, penting untuk mengetahui peran dan fungsi kasim di istana
kekaisaran Tiongkok kuno. Secara sederhana, kasim adalah laki-laki yang telah
dikebiri dan dipekerjakan sebagai pegawai di istana, terutama di harem kaisar yang dihuni oleh para
permaisuri dan selir. Mereka bertugas sebagai pelayan, pengawal, juru masak,
dan berbagai posisi administratif lainnya di dalam istana.
Para laki-laki muda direkrut
dan dikebiri untuk menjadi kasim dengan alasan yang strategis. Mengingat harem kaisar adalah tempat di mana
calon-calon penerus takhta dilahirkan, kekhawatiran akan adanya hubungan
terlarang antara pelayan laki-laki dan para wanita di harem menjadi pertimbangan utama.
Oleh karena itu, kasim menjadi satu-satunya laki-laki di luar keluarga kerajaan
dan kaisar yang diizinkan masuk ke dalam harem.
Meskipun demikian, peran kasim
tidak terbatas pada sekadar pelayan. Dalam struktur kekaisaran Tiongkok, kasim
seringkali menduduki posisi yang memiliki pengaruh politik yang signifikan.
Mereka bekerja dekat dengan kaisar dan keluarga kerajaan, sehingga memiliki
kesempatan untuk membangun kedekatan dan kepercayaan. Dalam beberapa catatan
sejarah, kasim bahkan berusaha untuk mendapatkan kekuasaan politik, salah
satunya dengan mempengaruhi pangeran mahkota.
Namun, Cheng Ho berbeda dari
banyak kasim lainnya yang berusaha mengeksploitasi posisi mereka untuk
kepentingan politik pribadi. Ia menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada
pangeran yang dilayaninya, Zhu Di (朱棣), yang kemudian dikenal sebagai
Pangeran Yan (燕王).
Sejak kecil, Cheng Ho dan Pangeran Yan tumbuh bersama dan menjalin hubungan
yang sangat dekat layaknya sahabat. Mereka belajar dan bermain bersama,
membangun ikatan yang kuat.
Ketika kaisar yang berkuasa
meninggal dan digantikan oleh keponakannya, Zhu Yunwen (朱允炆), yang dikenal sebagai
Kaisar Jianwen (建文帝),
situasi politik menjadi tegang. Kaisar Jianwen merasa khawatir terhadap
pamannya, Pangeran Yan, dan paman-pamannya yang lain akan merebut kekuasaan.
Akibatnya, ia memerintahkan untuk menangkap dan mempersekusi semua pengikut
Pangeran Yan dan paman-pamannya yang lain.
Pangeran Yan tidak terima
dengan tindakan keponakannya. Ia memberontak, dan terjadilah perang saudara
selama tiga tahun yang dikenal sebagai Pemberontakan Jingnan (靖難之變).
Dalam perang saudara ini, Cheng Ho menunjukkan loyalitasnya yang tak
tergoyahkan kepada Pangeran Yan. Ia menjadi penasihat sang pangeran dan juga
menjadi komandan dalam salah satu pertempuran penting. Pemberontakan Jingnan
akhirnya dimenangkan oleh faksi para paman, termasuk Pangeran Yan dan
saudara-saudaranya, sementara Kaisar Jianwen kalah dan menghilang. Empat hari
kemudian, Pangeran Yan naik takhta menjadi Kaisar Yongle (永樂帝).
Sebagai bentuk penghargaan
atas kesetiaannya dan kontribusinya dalam Pemberontakan Jingnan, Kaisar Yongle
mempromosikan Cheng Ho sebagai kepala kasim (太監) dan menganugerahkan marga baru
"Cheng" (鄭) kepadanya. Sejak saat itulah Ma He dikenal sebagai Cheng
Ho.
Content Creator
Akang Marta (Indramayutradisi.com)