Bagian 7: Kengerian yang Tak Terbayangkan

 Bagian 7: Kengerian yang Tak Terbayangkan



"Bi! Bi! Tolongin saya, Bi! Tolongin gua, Bi! Tolongin gua, Bi!" Aku berteriak sekencang-kencangnya.

Robi yang berada di belakangku terkejut. "Astagfirullahalazim!" Dia menjatuhkan sapunya, lalu meraih tanganku, mencoba menariknya. "Matiin dulu mesinnya! Matiin!" teriakku.

Robi mematikan mesin. Tombolnya bulat. Setelah mesin mati, aku menarik tangan kananku sekuat tenaga. Aku mendengar suara dentuman keras, seperti tulangku patah.

Ketika tanganku keluar, aku melihatnya. Sudah tidak ada. Benar-benar hari yang berdarah bagiku. Aku baru merasakan sakit yang luar biasa. Saat kejadian itu, aku tidak merasakan apa-apa, hanya seperti digigit semut. Tapi ketika aku melihat tanganku sudah tidak ada, sakit itu datang menyerang. Tanganku putus di dalam, di baling-baling mesin itu.

Aku berlari, memegangi lenganku, bahkan menampar-nampar wajahku. "Ini mimpi apa bukan sih?" batinku. Selama ini, aku selalu bermimpi hal-hal horor. "Ini mimpi bukan sih?" Aku terus memegangi lenganku, memastikan ini nyata.

Robi, setelah melihat apa yang terjadi, tidak lagi memegangku. Dia lari menjauh, ketakutan. Darahku berceceran di mana-mana, muncrat dari tanganku. Aku berlari keluar dari ruangan mesin, menuju pintu depan. Mataku gelap, seperti orang yang akan kehabisan darah. Kepalaku menyungsep ke lantai, aku tersungkur, memegangi lenganku.

Orang-orang di gudang panik semua. Mereka berteriak-teriak, tapi tidak ada yang memegangku. Aku bisa melihat teman-temanku, wajah mereka ketakutan.

Indra datang. Dia membuka bajunya, melilitkannya ke tanganku. Diikat, tapi darahnya masih mengalir deras. Dia berlari lagi ke belakang, mengambil karet ban dalam, lalu mengikatnya di lenganku. Aku merasakan sakit yang luar biasa, perih. Mataku sudah sangat gelap.

Setelah diikat oleh Indra, aku langsung digotong keluar gudang. Untungnya, ada mobil Grand Max tertutup. Aku dimasukkan ke dalam mobil, berbaring di paha Indra. Ada sopir dan Ari, temanku, ikut di dalam mobil. Kami menuju rumah sakit.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel