Sobat Pengangguran Berkreativitas: Kebun Anggur Mini di Tepi Gang Jadi Inspirasi Warga Kota

 Sobat Pengangguran Berkreativitas: Kebun Anggur Mini di Tepi Gang Jadi Inspirasi Warga Kota

Foto: Dokumentasi komunitas Sobat Pengangguran, Gang RT 05/RW 07
Editor: Redaksi Komunitas Urban Kreatif


Kota, Juni 2025 — Di tengah keterbatasan ruang dan himpitan ekonomi, sekelompok pemuda yang menyebut diri mereka sebagai "Sobat Pengangguran" justru menunjukkan bahwa kreativitas bisa tumbuh subur di mana saja. Berlokasi di sebuah gang sempit di pemukiman padat kota, tepat di depan rumah kontrakan kecil yang dicat biru cerah, mereka sukses menyulap halaman mungil menjadi kebun anggur yang memikat perhatian warga sekitar.

Foto yang viral di media sosial menunjukkan deretan pohon anggur menjuntai indah di atas tiang-tiang baja ringan yang dirakit sederhana. Buah-buah anggur hijau kekuningan menggantung lebat dan tampak segar. Di tengah keterbatasan ruang, para "Sobat Pengangguran" justru menemukan celah untuk menanam, merawat, dan memanen anggur—buah yang selama ini identik dengan kebun luas dan iklim sejuk.

Dari Iseng Jadi Serius

Awalnya, kegiatan ini hanyalah bentuk pelampiasan kejenuhan. Pandemi yang panjang, ditambah minimnya peluang kerja di kota, membuat sebagian dari mereka terpaksa tinggal di rumah tanpa pekerjaan tetap. Namun, kondisi itu tak mematahkan semangat. Bermula dari satu batang bibit anggur yang mereka beli hasil patungan, kegiatan menanam pun dimulai.

"Awalnya cuma coba-coba, iseng tanam satu batang, eh ternyata tumbuh. Ya sudah, jadi semangat nambah lagi," ujar salah satu anggota komunitas, yang akrab disapa Guntur.

Dalam beberapa bulan, kebun mini itu tumbuh pesat. Mereka belajar dari YouTube, forum tani, hingga bertanya langsung ke petani anggur di daerah. Modal mereka? Semangat dan waktu luang.

Edukasi dan Kemandirian Pangan di Gang Kota

Kini, kebun anggur di gang kecil itu tak hanya menjadi sumber buah segar, tapi juga pusat perhatian warga. Anak-anak kerap datang untuk melihat langsung buah yang sebelumnya hanya mereka temui di pasar swalayan. Ibu-ibu pun tertarik bertanya soal perawatan, bahkan ada yang mulai meniru untuk menanam di pot di teras rumahnya.

Komunitas "Sobat Pengangguran" juga mulai membuka obrolan edukatif seputar urban farming, mengajak warga untuk menanam buah, sayur, atau tanaman obat keluarga di lahan sempit. Mereka menggelar kegiatan mingguan berupa "Ngopi Taman", yakni diskusi santai sambil merawat tanaman bersama.

Mendorong Gerakan Ekonomi Mandiri

Menariknya, kini buah anggur hasil panen juga sudah dijual secara terbatas ke tetangga dan melalui media sosial. Hasilnya memang belum besar, tapi cukup menambah semangat dan sedikit demi sedikit membuka peluang ekonomi baru.

"Siapa bilang pengangguran itu nggak produktif? Justru di saat tidak punya pekerjaan tetap, kita bisa lebih bebas berkarya. Tinggal bagaimana memanfaatkan waktu dan ruang yang ada," kata Dimas, anggota lainnya.

Melalui gerakan kecil ini, para "Sobat Pengangguran" ingin mengubah stigma bahwa pengangguran berarti pasif atau tidak berguna. Mereka membuktikan bahwa kreativitas, kebersamaan, dan semangat belajar bisa menghidupkan harapan, bahkan dari gang sempit sekalipun.

Kini, anggur-anggur itu bukan hanya buah, tapi juga simbol perlawanan terhadap ketidakberdayaan. Bukti nyata bahwa dari keterbatasan pun, kebun kehidupan bisa tetap tumbuh dan berbuah manis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel