Tan Malaka Di Balik Layar Perjuangan Kemerdekaan
Di Balik
Layar Perjuangan Kemerdekaan
Kontributor
Sumarta
(Akang Marta)
Tan
Malaka adalah sosok yang tak hanya dikenal sebagai intelektual, tetapi juga
sebagai pejuang tangguh yang bergerak lintas negara demi kemerdekaan Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, ia tidak hanya menimba ilmu, tetapi juga aktif dalam
jaringan pergerakan revolusioner di berbagai negara Asia, seperti China,
Filipina, Thailand, Vietnam, hingga Singapura. Dalam pengembaraan politiknya,
Tan Malaka membangun koneksi dengan tokoh-tokoh revolusioner dari berbagai
bangsa, yang semakin memperkaya strategi perjuangannya. Selain itu, ia kerap
menjadi pembicara di forum-forum internasional untuk menggalang dukungan bagi
perjuangan rakyat Indonesia. Keberanian Tan Malaka berbicara secara lantang di
panggung global membuat namanya disegani di kalangan tokoh-tokoh pergerakan internasional.
Namun, aktivitasnya yang dinilai membahayakan kepentingan kolonial membuatnya
menjadi buronan di banyak negara, termasuk Belanda, Inggris, Prancis, hingga
Amerika Serikat.
Bagi Tan
Malaka, kemerdekaan Indonesia bukan sekadar cita-cita politik, melainkan sebuah
kewajiban moral yang harus diperjuangkan tanpa henti. Ia memiliki keyakinan
bahwa perjuangan melawan penjajahan harus dilakukan tanpa kompromi dengan
pihak-pihak yang telah lama menghisap kekayaan bangsa. Sikap kerasnya ini
sering kali membuatnya berada dalam posisi sulit, baik secara pribadi maupun
politis, tetapi ia tidak pernah gentar. Bagi Tan Malaka, berdialog dengan
negara penjajah hanya akan memperpanjang penderitaan rakyat dan membiarkan
ketidakadilan terus berlangsung. Ia percaya bahwa kemerdekaan sejati hanya bisa
diraih melalui perjuangan langsung dan pengorbanan besar, tanpa ada ruang untuk
tawar-menawar.
Pengabdian
Tan Malaka terhadap perjuangan Indonesia tidak hanya terlihat dalam
tindakannya, tetapi juga melalui ide-ide yang dituangkannya dalam berbagai
tulisan. Karyanya yang terkenal, seperti Naar de Republiek Indonesia,
menjadi manifestasi pemikirannya tentang bagaimana sebuah bangsa harus meraih
kemerdekaan sejati. Dalam buku ini, ia menegaskan pentingnya revolusi sosial
sebagai pondasi untuk menciptakan Indonesia yang merdeka dan berdaulat penuh.
Tan Malaka memandang bahwa perjuangan fisik melawan penjajah harus dibarengi
dengan perombakan struktur sosial dan ekonomi yang adil. Bagi Tan Malaka,
kemerdekaan bukan hanya soal mengusir penjajah, tetapi juga soal membangun
kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan.
Meski
banyak yang menganggapnya radikal, pendekatan Tan Malaka memiliki dasar
pemikiran yang matang. Ia menyadari bahwa perjuangan tanpa kompromi sering kali
membuatnya terisolasi, bahkan oleh rekan-rekannya sendiri dalam pergerakan
nasional. Namun, hal itu tidak pernah menyurutkan semangatnya. Tan Malaka terus
bekerja di balik layar, mendirikan organisasi pergerakan dan menginspirasi
generasi muda untuk melanjutkan perjuangan. Pilihannya untuk tetap berada di
jalur perjuangan yang sulit ini menunjukkan keteguhan prinsipnya sebagai
seorang revolusioner sejati. Ia lebih memilih berkorban demi idealismenya
daripada tunduk pada tekanan atau iming-iming keuntungan jangka pendek.
Hingga akhir hayatnya, Tan Malaka tetap konsisten dengan perjuangannya, meskipun namanya sering kali terpinggirkan dalam narasi sejarah resmi. Namun, warisannya sebagai tokoh yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan kemerdekaan tetap hidup dalam ingatan banyak orang. Tan Malaka mengajarkan bahwa perjuangan sejati tidak selalu membutuhkan sorotan atau penghargaan, tetapi membutuhkan keberanian, keteguhan hati, dan kesediaan untuk menghadapi konsekuensi apa pun. Ia adalah pejuang tanpa kompromi yang terus menjadi inspirasi bagi siapa pun yang bermimpi tentang kebebasan dan keadilan sejati.
.jpeg)