LEGENDA DESA SUMBON, DESA KEDOKAN GABUS DAN SUKET BAJU


Petunjuk arah Blok Suketbaju desa Sumbon


Menurut cerita dari para sesepuh desa bahwa pada zaman dahulu saat desa Sumbon masih berupa hutan belantara hiduplah seorang perempuan di tepi sungai Sampang Cilalanang dipinggiran hutan yang bernama Nyi Mengol.

Pada suatu hari, lewatlah seorang laki-laki dari Cirebon yang akan sedang menjalankan tugas berkunjung ke daerah Karawang, ia melihat kecantikan dan kesopanan Nyi Mengol, akhirnya laki-laki ini jatuh hati dan menikahinya.

Pada saat Nyi Mengol sedang mengandung usia  dua bulan, suaminya merasa tugas yang diembannya belum selesai dan pamit hendak melanjutkan perjalanannya ke Karawang.

Sebelum keberangkatan ia berpesan pada Nyi Mengol untuk menjaga dan merawat bayi dalam kandungannya tersebut dan menitipkan sebilah keris serta jubah agar diserahkan kepada anak dalam kandungan tersebut ketika dewasa.
  
Beberapa bulan kemudian Nyi Mengol melahirkan bayi laki-laki dan diberi nama Jaka Sumbon, Nyi Mengol merawatnya dengan penuh kasih sayang hingga Jaka Sumbon dewasa. 
Jaka Sumbon tumbuh menjadi pemuda yang gagah, rajin bekerja tanpa bermalas-malas, sangat berbakti pada sang ibu dan rajin beribadah. 

Disuatu hari ketika Jaka Sumbon sedang beristirahat, dia memperhatikan dan mengamati gundukan tanah yang membuatnya penasaran. Jaka Sumbon pun membongkar kuburan itu dan menemukan sebilah keris serta jubah usang. 

Ia pun menunjukkan dan menanyakan hasil temuannya itu pada ibunya. 
Nyi Mengol menjelaskan bahwa dua benda tersebut merupakan peninggalan dari bapaknya serta menceritakan semuanya. 

Setelah mendengar kisah dari sang ibu, Jaka Sumbon memohon kepada ibunya untuk diijinkan mencari sang ayah dengan berbekal keris dan jubah tadi dan sang ibu pun mengijinkanya.

Lalu Jaka Sumbon pergi menuju Cirebon dan berjumpa dengan Perawan Sunti dan menanyakan siapakah pemilik keris dan jubah yang ia bawa ini,  Perawan Sunti yang ternyata adalah bibinya sendiri memberi petunjuk bahwa orang yang dicarinya sekarang sedang di daerah Dermayu.
Jaka Sumbon pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke Dermayu dan mencari bapaknya. 

Sesampainya di daerah Dermayu, Jaka Sumbon bertemu dengan seorang Pinangeran dan menceritakan semua kisah yang diceritakan oleh ibunya didepan orang banyak dengan menunjukan keris dan jubah peninggalan ayahnya. 

Sang pinangeran terpaku mendengarnya, ternyata pinangeran itu adalah bapaknya tapi sang pinangeran ingin menguji anaknya dengan bertanding laga, terjadilah pertarungan sampai ke tepi sungai Sampang Cilalanang.

Dalam pertarungan tersebut Jaka Sumbon menusukkan keris ke pinangeran namun sang pinangeran ternyata benar-benar sakti sehingga keris di tangan Jaka Sumbon patah dan jubah yang dipakai robek.

Jaja Sumbon kesal dan kedua benda tersebut kemudian dilemparkan ke arah tempat tinggal Nyi Mengol dan ia pergi entah ke mana.

Konon kabarnya keris yang dilemparkan tadi melayang-layang sampai jatuh di sebuah kubangan dan menjadi ikan deleg atau ikan gabus, sehingga tempat itu dinamai desa Kedokan Gabus.

Sementara jubahnya terlempar ke arah timur laut sungai Sampang dan terjatuh menjadi sebuah gundukan tanah hingga menjadi rumput. Tempat tersebut kemudian dinamai desa Suketbaju.

Hingga saat ini bekas kediaman Jaka Sumbon disebut Blok Sumbon dan menjadi desa Sumbon.

Sebagian warganya di tiga desa itu masih  berkeyakinan bahwa jika mengucapkan kalimat: 

'Bismillahirohmanirrohim, Sumbon' 

maka bisa bekerja seperti Jaka Sumbon yaitu cepat, tepat, kuat, dan mendapatkan hasil yang optimal.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel