Wiralodra: Dari Senapati ke Adipati, dari Sejarah ke Legenda

 

Wiralodra: Dari Senapati ke Adipati, dari Sejarah ke Legenda



Setelah menamai wilayah yang ia buka dengan nama Darmayu sebagai penghormatan terhadap wasiat Endang Darma Ayu, Wiralodra membuat keputusan besar: ia tidak kembali ke Mataram. Meskipun awalnya datang sebagai senapati utusan Sultan Agung untuk menjaga perbatasan barat Kesultanan Mataram dan Cirebon, Wiralodra memilih untuk menetap. Keputusan itu menjadi awal mula perubahan besar di kawasan Cimanuk yang semula hanyalah pedukuhan kecil, kini tumbuh menjadi cikal bakal kabupaten yang kita kenal sebagai Indramayu.

Di bawah kepemimpinan Wiralodra, Darmayu berkembang menjadi pusat kehidupan baru. Ia dipercaya sebagai Adipati pertama wilayah tersebut. Bukan hanya pemimpin dalam struktur kekuasaan, Wiralodra juga dikenal sebagai pengatur masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, keberanian, dan keluhuran budi. Ia membangun tatanan yang tidak hanya berorientasi pada pemerintahan, tetapi juga kehidupan budaya dan sosial masyarakat. Ia menjadi panutan yang dihormati dan dicintai.

Seiring berlalunya waktu, nama Wiralodra menjelma menjadi legenda. Ia tidak lagi hanya dikenang sebagai tokoh sejarah, tetapi menjadi simbol keteguhan hati, semangat juang, dan kepemimpinan yang mengakar kuat di tengah masyarakat Dermayu. Kisah tentangnya terus hidup, baik dalam teks-teks kuno seperti Babad Dermayu maupun dalam cerita lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dari ruang seminar sejarah di kota hingga perbincangan santai di warung kopi pelosok desa, nama Wiralodra tetap hadir sebagai topik yang menggugah.

Menariknya, hingga kini jejak keturunan Wiralodra masih bisa ditemukan. Makam para keturunannya tersebar di berbagai wilayah di Indramayu. Banyak tokoh adat dan pemimpin desa yang meyakini bahwa darah Wiralodra mengalir dalam diri mereka, menjadikan figur ini bukan hanya bagian dari masa lalu, tetapi juga roh yang terus menyertai masa kini. Bahkan beberapa benda pusaka peninggalan Wiralodra masih disimpan dan dirawat oleh keluarga-keluarga tertentu sebagai simbol penghubung spiritual dengan leluhur.

Dalam Babad Dermayu, Wiralodra memang selalu menjadi tokoh sentral. Namun ia tidak sendiri. Muncul pula nama-nama besar lain yang turut membentuk wilayah ini. Di antaranya adalah Ki Jebug Angrum, tokoh Pekandangan yang dihormati, Nyi Mas Ratu Junti, perempuan sakti yang dipercaya punya peran penting dalam menjaga keharmonisan spiritual wilayah, Sunan Rahmat Haurgeulis, serta Prabu Rara Bagdad—semua turut menorehkan jejak dalam sejarah awal Indramayu.

Melalui kisah mereka, kita melihat bahwa Indramayu dibentuk bukan hanya oleh kekuatan fisik, tetapi juga oleh kebijaksanaan, spiritualitas, dan gotong royong para tokoh yang merintisnya. Dan di atas semuanya, Wiralodra tetap berdiri sebagai ikon utama: seorang pembuka jalan yang mengubah pedukuhan sunyi menjadi tanah yang penuh cerita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel