Wiralodra: Jejak Awal dan Akar Sejarah Indramayu
Wiralodra: Jejak Awal dan Akar Sejarah Indramayu
Nama Wiralodra tak pernah terpisahkan dari kisah kelahiran
Indramayu. Ia adalah tokoh sentral dalam Babad Dermayu, naskah klasik
yang menjadi rujukan utama dalam menelusuri asal-usul wilayah di pesisir utara
Jawa ini. Dikenal sebagai pembuka lahan, pemimpin pertama, dan peletak dasar
peradaban Dermayu, sosok Wiralodra menjadi bagian penting dari ingatan kolektif
masyarakat. Namun, seperti banyak tokoh legendaris lainnya, asal-usul dan latar
belakangnya tetap menjadi ruang perdebatan yang menarik bagi para sejarawan dan
budayawan.
Salah satu versi yang banyak dipegang menyebutkan bahwa Wiralodra berasal
dari Bagelen, sebuah daerah yang kini masuk wilayah Jawa Tengah. Dalam
versi ini, ia digambarkan sebagai seorang Senapati atau panglima
perang dari Mataram yang ditugaskan oleh Sultan Agung untuk
mengamankan perbatasan barat dari Kesultanan Cirebon. Saat itu, kawasan
perbatasan ini dianggap sangat strategis, sebab di barat sana berdiri dua
kekuatan besar yang berpotensi menjadi ancaman: Belanda yang mulai masuk dari
Batavia, dan Kesultanan Banten yang kerap berseteru dengan Mataram dan Cirebon.
Sungai Cimanuk menjadi titik pertahanan penting. Karena jalur air
ini memungkinkan musuh masuk ke wilayah pedalaman dengan perahu, maka
keberadaan pasukan Mataram di titik ini menjadi keharusan. Dalam catatan Wangsakerta,
disebutkan bahwa Wiralodra dan pasukannya tidak kembali ke Mataram. Mereka
memilih menetap di wilayah ini, membuka lahan, membangun permukiman, dan
akhirnya menjadi bagian dari penduduk setempat.
Seiring berjalannya waktu, pedukuhan kecil yang awalnya dikenal sebagai Cimanuk
berkembang menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial. Keberadaan sungai besar,
lahan subur, dan letak geografis yang strategis menjadikan daerah ini cepat
tumbuh. Wiralodra pun kemudian diangkat sebagai Adipati pertama
wilayah tersebut. Nama Darmayu—yang kelak berubah menjadi Indramayu—disematkan
berdasarkan wasiat Endang Darma Ayu, perempuan sakti yang dianggap
sebagai pelindung spiritual daerah itu.
Namun sejarah Dermayu bukan hanya soal siapa mendirikan dan kapan. Seperti
daerah lain di Nusantara, kisah Indramayu selalu bercampur antara fakta
sejarah, mitos leluhur, dan simbolisme budaya. Wiralodra tak hanya
dikenang sebagai tokoh fisik, tetapi juga sebagai simbol keberanian,
kepemimpinan, dan transformasi. Ia hadir dalam cerita rakyat, dalam tradisi
lisan, dan dalam semangat masyarakat yang terus berkembang di tengah arus
modernisasi.
Hingga kini, nama Wiralodra masih lekat di kehidupan masyarakat
Indramayu—diabadikan dalam nama jalan, sekolah, hingga lembaga. Ia tetap
menjadi simbol kuat bahwa di balik kota dan kabupaten yang kita lihat hari ini,
ada sosok pembuka jalan yang mewariskan nilai-nilai keberanian dan
kebijaksanaan. Sebuah warisan yang terus mengalir bersama Sungai Cimanuk,
menjaga semangat Dermayu tetap hidup.
Redaksi |
Indramayutradisi.com
Akang Marta