Agama dan Undian : Dalil Tiga Periode? (2)

Namanya siti Maryam. Pada saat kelahirannya, bayi Maryam telah mendatangkan sedikit masalah. Bapak Imran sebagai ayahnya telah meninggal sebelum kelahiran Maryam. Para tokoh pada masa itu ingin sekali mengadopsi mengasuh bayi Maryam. Nabi Zakariya sebagai paman bayi Maryam pun juga ingin mengasuh bayi Maryam. Orang-orang ramai membicarakan keinginan mereka untuk mengadopsi bayi Maryam, sampai sampai hampir terjadi keributan. Akhirnya disepakati untuk diadakan undian semacam sayembara. Bagi pemenangnya dia berhak mengasuh bayi Maryam.

Diadakanlah undian dalam bentuk sayembara. Bayi Maryam diletakkan di tanah di sebelahnya ada sejumlah pena bertuliskan nama-nama orang yang ingin mengasuhnya. Kemudian dihadirkan anak kecil untuk mengambil salah satu pena itu. Aneh bin ajaib pena yang keluar adalah pena bertuliskan Zakaria. Nabi Zakaria pun senang luar biasa, ia berkata: "Allah SWT telah memutuskan agar Aku mengasuhnya." Tetapi peserta undian yang lain masih belum menerima kekalahannya. "Tidak, undian harus dilakukan tiga kali." Kata peserta yang lain.
Lalu diadakan undian yang kedua. Setiap orang menulis namanya di atas pena kayu dan pena-pena itu akan dilempar di sungai, barang siapa yang penanya menantang arus, itulah pemenangnya. Orang-orang pun melemparkan pena-pena mereka di sungai sehingga pena-pena itu berjalan bersama arus sungai, kecuali pena bertuliskan Zakaria yang menantang arus. Nabi Zakaria merasa sudah jadi pemenang, tetapi undian ketiga tetap akan dilakukan, untuk menentukan pemenang.
Undian ketiga diadakan dengan cara melemparkan pena-pena kembali ke sungai. Pena yang berjalan bersama arus, maka itulah yang akan mengasuh bayi Maryam. Orang-orang pun melemparkan pena-pena mereka dan semua berjalan menantang arus, kecuali pena bertuliskan Zakaria. Akhirnya, mereka menyerah kepada Nabi Zakaria dan menyerahkan bayi Maryam untuk diasuhnya. Nabi Zakaria mulai mengasuh Maryam dan mendidiknya serta menghormatinya sampai ia dewasa. Peristiwa undian mengasuh bayi Maryam tercatat dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 44 :
ذَلِكَ مِنْ أَنْبآءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهِ إِلَيْكَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُوْنَ أَقْلاَمَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمْ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُوْنَ (۴۴)
44. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.

Sumber : FB KH. Munawir Amin

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel