Menggali Akar Sejarah dari Babad Dermayu

 

Menggali Akar Sejarah dari Babad Dermayu



Babad Dermayu merupakan naskah kuno yang menjadi salah satu sumber utama untuk menelusuri jejak sejarah Kabupaten Indramayu. Ditulis dalam gaya sastra tradisional Jawa, babad ini bukan sekadar catatan historis, tetapi juga sarat dengan simbolisme, mitos, dan nilai-nilai kebudayaan yang mengakar kuat di tengah masyarakat pesisir utara Jawa. Melalui naskah inilah kisah tentang Wiralodra, Endang Darma Ayu, dan berbagai tokoh legendaris lainnya dapat dikenali dan dimaknai ulang oleh generasi masa kini.

Pada tahun 2011, Babad Dermayu telah dialihaksarakan dan diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Upaya ini merupakan langkah besar dalam menjaga warisan budaya Indramayu tetap hidup dan terdokumentasi dengan baik. Namun, meskipun sudah dialihaksarakan dari aksara Jawa ke huruf Latin, kandungan isi dan gaya bahasa dalam naskah ini masih menjadi tantangan tersendiri. Gaya penulisannya yang klasik, penuh metafora dan kiasan, membuat banyak bagian sulit dipahami oleh masyarakat umum, khususnya generasi muda.

Hal ini menjadi perhatian para pegiat sejarah dan kebudayaan di Indramayu. Banyak dari mereka yang berharap Babad Dermayu tidak berhenti hanya sebagai artefak literasi, tetapi bisa menjadi jembatan pengetahuan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Oleh karena itu, diperlukan proses alihbahasa—yakni mengubah naskah ke dalam bentuk narasi modern yang lebih mudah dipahami tanpa menghilangkan makna dan nilai historisnya.

Generasi muda saat ini hidup dalam era informasi yang serba cepat. Mereka lebih akrab dengan media digital dan narasi yang ringan namun kuat. Untuk itu, penyajian kembali isi Babad Dermayu dalam bentuk cerita populer, artikel sejarah ringan, hingga konten visual seperti infografis atau video dokumenter, menjadi penting agar mereka bisa merasa dekat dengan sejarah daerahnya.

Lebih dari sekadar kisah masa lalu, Babad Dermayu menyimpan nilai-nilai tentang kepemimpinan, spiritualitas, perlawanan terhadap penjajahan, serta penghormatan terhadap perempuan dan alam. Semua ini adalah potret identitas budaya Indramayu yang layak dikenalkan dan diwariskan. Namun agar warisan itu tidak tenggelam dalam tumpukan lembaran naskah tua, dibutuhkan tafsir ulang—proses pemaknaan yang kontekstual dan inklusif terhadap isi naskah tersebut.

Dalam upaya pelestarian budaya, Babad Dermayu harus diposisikan bukan hanya sebagai dokumen masa lalu, tetapi juga sebagai sumber inspirasi. Melalui pemahaman yang lebih dalam dan penyajian yang lebih komunikatif, kisah-kisah di dalamnya bisa menjadi bahan pembelajaran sejarah lokal yang menyenangkan dan membangun kebanggaan daerah.

Sebab seperti kata pepatah: bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah. Dan bagi Indramayu, sejarah itu hidup di dalam setiap lembar Babad Dermayu.

Redaksi | Indramayutradisi.com

Akang Marta

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel