PRIBADI YANG SANTUN, PROFESIONAL DAN AGAMIS ITU BERNAMA MASJAYA

Masjaya adalah nama yang tidak asing dipendengaran orang Indramayu. Mas berarti panggilan untuk laki-laki yang punya semangat dan cenderung muda untuk orang-orang Jawa. Apalagi kalo kata Mas itu digabung dengan kata Jaya, serasa sungguh sangat luar biasa perkasanya. Masjaya berarti berarti seorang laki-laki muda yang gagah perkasa selalu tampil hebat, tanggung, gagah berani dan tak tertandingi atau jaya. Itulah filosofi dari nama Masjaya. 


Fakta yang sebenarnya juga tidak meleset, karena di Blok Condong RT 01/03, Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur Indramayu ada sosok manusia yang ceria dan kocak, tapi tetap berwibawa bernama Masjaya dengan panggilan sehari-hari Jaya. Keseharian Jaya bukan hanya seorang Guru di MI Bintang Sembilan Kandanghaur yang terkesan baik dalam bergaul, tapi Jaya juga sebagai Kyai atau Ustadz karena kesehariannya mengajar santri mengaji Al-Qur'an dan dakwah keagamaan di Majlis Taklim Al-Jannah di rumahnya. Pria kelahiran Indramayu 3 Mei 1985 ini pribadi yang bersahaja dengan rutinitas yang cukup padat. Jaya saat ini juga masih tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana S2 akhir di salah satu PTKIS Bandung, yang sebelumnya telah lulus S1 Ilmu Hukum Tata Negara Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada tahun 2009. Yang menarik dari Jaya ini juga tidak lepas dari humoris dalam kesehariannya dan nuansa keislaman yang kental. S1 Sarjana Hukum yang waktu kuliah sambil menjadi santri di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta ini juga dididik untuk menjadi orang santun dalam berucap dan bertingkahlaku oleh pasangan keluarga islami almarhum H. Sarnawi dan almarhumah Hj. Kasinih. 


Suami dari Siti Cholifah sekaligus ayah dari Mas Hablyullah Al-Habiby dan Mas Hasbiyallah Al-Habiby ini mempunyai pandangan yang kuat dalam mengembangkan nilai-nilai Aswaja An Nahdliyah disekeliling rumah dan santri-santrinya bahkan turut aktif dalam komunitas seni dan majelis Sholawat. Jaya remaja sudah terbiasa dalam organisasi dari mulai masa-masa OSIS di SMA, menjadi Pengurus Keluarga Santri se Wilayah III Cirebon tahun 2004 di Yogyakarta, Koordinator Keagamaan di Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Dari latarbelakang inilah lewat seleksi portofolio yang dilakukan oleh KH. Abdul Hamid Sumbon sebagai  Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Yayasan Darul Fikri Bongas Indramayu beserta anggota yang lain, Jaya saat ini diberikan amanah sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin di IAIMA Darul Fikri Indramayu di bawah pimpinan Rektor M.A. Heryanto Alfudholli (Kang Atho) dan bimbingan KH Dunyadi Asmudi sebagai pengasuhnya.

Sebagai seorang Dekan, Jaya mempunyai pandangan besar dalam konsep dan gagasan akademik di Fakultas Ushuluddin yang prodinya Ilmu Al-Quran dan Tafsir untuk mengakomodir para penghafal Al-Qur'an dan Prodi Sosiologi Agama untuk mahasiswa/i yang ingin memahami ilmu sosial keagamaan dan kebudayaan untuk diterapkan dalam penelitian serta pengabdian masyarakat sebagai wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dari pijakan ini, Jaya mempunyai visi yang besar dalam memajukan konsep dan membangun paradigma kritis mahasiswa Ushuluddin dan terus aktif dalam kajian-kajian yang mengasah kecerdasan dalam berpikir yang positif demi kemajuan IAIMA Darul Fikri. 

Pengangkatan Masjaya sebagai Dekan Ushuluddin IAIMA Darul Fikri berdasarkan kapasitas dan kredibilitas beliau sebagai sosok yang profesional, dan berkomitmen dalam meningkatkan kemajuan lembaga yang mempunyai slogan "Berakhlak, Berilmu dan Berkemajuan". Dikenal di kampus sebagai pribadi yang humoris, Masjaya yang juga pengurus Lembaga Pengembangan Pertanian PCNU Kabupaten Indramayu tetap tegas dalam mengedepankan prinsipnya untuk memajuan IAIMA Darul Fikri sampai titik darah penghabisan. Semoga untaian kata yang membentuk kalimat tentang Masjaya ini memotivasi kita semua untuk menjadi orang-orang yang selalu riang gembira dalam menyelesaikan setiap masalah yang datang sehingga berhasil tetap baik-baik saja.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel