Indramayu Hari Ini: Bertumbuh di Atas Akar Sejarah

 

Indramayu Hari Ini: Bertumbuh di Atas Akar Sejarah



Hari ini, Indramayu tumbuh menjadi salah satu kabupaten dengan sektor pertanian dan energi terbesar di Indonesia. Hamparan sawah yang hijau dan keberadaan kilang minyak menjadikan daerah ini tak hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga strategis dalam peta pembangunan nasional. Namun, di balik segala geliat kemajuan itu, terdapat tanggung jawab besar yang tidak boleh dilupakan: menjaga dan merawat akar sejarah yang telah menghidupi identitas masyarakat Indramayu selama berabad-abad.

Nama-nama seperti Wiralodra, Endang Darma Ayu, dan Bagus Rangin bukan sekadar tokoh legenda atau cerita masa lalu. Mereka adalah fondasi dari jati diri Indramayu. Wiralodra, sang pendiri, bukan hanya membuka hutan belantara menjadi pemukiman, tetapi juga membawa nilai-nilai keberanian dan kepemimpinan. Endang Darma Ayu, dengan kebijaksanaan dan spiritualitasnya, menunjukkan betapa perempuan memiliki posisi penting dalam sejarah daerah ini. Sedangkan Bagus Rangin, dengan perlawanan heroiknya terhadap kolonialisme, mengingatkan kita bahwa tanah ini juga dilahirkan dari perlawanan dan keberanian rakyat biasa.

Pertumbuhan ekonomi dan modernisasi yang melaju cepat tak boleh menghapus jejak-jejak sejarah itu. Justru, kemajuan seharusnya menjadi pijakan untuk mempopulerkan kembali nilai-nilai sejarah, agar generasi muda tidak kehilangan arah. Sejarah bukan sesuatu yang usang, tetapi bahan bakar moral untuk menghadapi masa depan.

Pemerintah daerah, lembaga pendidikan, hingga komunitas budaya lokal memiliki peran penting dalam hal ini. Kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan untuk membentuk narasi sejarah yang tidak hanya kuat secara ilmiah, tetapi juga menyentuh sisi emosional masyarakat. Sejarah harus hadir di ruang kelas, tetapi juga hidup di panggung-panggung rakyat melalui festival budaya, pertunjukan seni, pelatihan alih aksara, hingga digitalisasi naskah-naskah kuno seperti Babad Dermayu.

Digitalisasi dan narasi populer di media sosial atau kanal edukasi juga bisa menjadi jembatan antara generasi lama dan muda. Ketika anak-anak muda dapat mengakses kisah Wiralodra atau Darma Ayu di gawai mereka, sejarah tidak lagi terasa jauh. Ia menjadi bagian dari percakapan harian, dari inspirasi, dan dari cara memaknai identitas lokal mereka.

Karena, sebagaimana pepatah bijak berkata: siapa yang lupa pada sejarahnya akan mudah kehilangan arah, namun siapa yang merawat sejarahnya, akan melangkah lebih mantap dalam menjemput masa depan. Indramayu telah membuktikan bahwa ia tumbuh dari akar yang kuat. Kini saatnya kita menjaga akarnya, agar pohonnya terus memberi buah untuk generasi selanjutnya.

Redaksi | Indramayutradisi.com

Akang Marta

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel