Ads

Di Antara Mitologi dan Metodologi: Pertarungan Makna dalam Sains dan Kepercayaan

Di Antara Mitologi dan Metodologi: Pertarungan Makna dalam Sains dan Kepercayaan



Sains dan perdukunan sering dianggap bertentangan, laboratorium dan ritual dipandang sebagai dunia berbeda yang tidak bisa bersatu. Namun jika dilihat secara epistemologis, keduanya berangkat dari kebutuhan yang sama: membaca pola dalam kekacauan, memahami keteraturan dalam fenomena yang kompleks. Dukun menafsirkan tanda-tanda alam, mimpi, dan intuisi; ilmuwan menafsirkan angka, grafik, dan data statistik. Perbedaannya hanya pada bahasa simbolik yang digunakan—dukun memakai metafora dan mitos, ilmuwan memakai model dan formula. Keduanya berusaha mengungkap relasi tersembunyi di balik kenyataan yang tampak, meski dengan metodologi berbeda.

Fenomena sehari-hari menunjukkan ironi ini. Politisi yang mencari “restu gaib” dari dukun bisa tampak lucu, tapi ekonom yang menebak arah inflasi dari grafik dan angka juga sering salah. Apakah perbedaan ini substansial, atau hanya berbeda bahasa simbol? Sains lebih efisien dalam prediksi, tetapi efisien tidak selalu bermakna. Dalam perdukunan, manusia tetap terhubung dengan kosmos; dalam sains, manusia menjadi pengamat terpisah. Kekeringan makna inilah yang kerap dikritik humanis modern. Dengan demikian, keduanya bukan rival, melainkan kosmos pengetahuan yang berbeda, masing-masing berfungsi untuk memahami dunia dari perspektif yang relevan bagi pengalaman manusia.

Kontributor

Akang Marta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel