Jejak Cheng Ho di Bumi Nusantara: Lebih dari Sekadar Persinggahan
Kehadiran Cheng Ho di Jawa, khususnya di Semarang (Simongan)
Perjalanan
Laksamana Cheng Ho dan armadanya tidak hanya sekadar kunjungan singkat ke
berbagai pelabuhan di Nusantara. Interaksi yang terjalin antara rombongan Cheng
Ho dengan masyarakat lokal meninggalkan jejak yang signifikan dalam berbagai
aspek kehidupan, mulai dari budaya, agama, hingga arsitektur.
·
Jawa: Kehadiran Cheng Ho di Jawa, khususnya di Semarang
(Simongan), meninggalkan jejak yang kuat. Kelenteng Sampokong menjadi saksi
bisu interaksi antara awak kapal Tiongkok dan masyarakat setempat. Kisah tentang
Wang Jinghong yang sakit dan menetap di sana juga menjadi bagian dari legenda
lokal. Patung Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang yang diyakini sebagai
representasi Cheng Ho atau salah satu tokoh penting dalam rombongannya terus
dihormati hingga kini. Selain itu, artefak-artefak keramik Tiongkok yang
ditemukan di berbagai situs arkeologi di Jawa juga menjadi indikasi adanya
hubungan perdagangan dan pertukaran budaya pada masa itu.
·
Sumatera: Di Sumatera, khususnya di Aceh (Samudra Pasai),
pemberian lonceng Cakra Donya menjadi simbol hubungan baik antara Kesultanan
Aceh dan Dinasti Ming. Lonceng ini tidak hanya menjadi artefak sejarah, tetapi
juga memiliki nilai simbolis dan kultural yang mendalam bagi masyarakat Aceh.
Palembang juga menjadi lokasi penting dengan adanya pertempuran melawan bajak
laut Chen Zuyi, yang menunjukkan bahwa interaksi Cheng Ho dengan Nusantara
tidak selalu damai, tetapi juga melibatkan penegakan keamanan dan ketertiban maritim.
·
Cirebon: Kunjungan Cheng Ho ke Cirebon dan pemberian piring
berukir ayat Kursi kepada Sultan Cirebon di Kesultanan Kasepuhan menjadi bukti
adanya hubungan diplomatik dan pertukaran budaya yang erat. Piring tersebut
hingga kini masih menjadi pusaka yang dijaga dengan baik, melambangkan
akulturasi budaya dan agama.
·
Maluku dan NTT: Meskipun catatan sejarah mengenai interaksi
langsung Cheng Ho di Maluku dan Nusa Tenggara Timur mungkin tidak sedetail
wilayah lain, kehadiran komoditas rempah-rempah dari wilayah ini dalam catatan
pelayaran Ming menunjukkan adanya jalur perdagangan yang terhubung dengan
ekspedisi Cheng Ho. Kemungkinan adanya interaksi tidak langsung melalui
pedagang perantara juga tidak dapat diabaikan.
Jejak-jejak
ini menunjukkan bahwa kehadiran Cheng Ho di Nusantara bukan hanya sekadar
persinggahan untuk berdagang atau mengisi perbekalan, tetapi juga melibatkan
interaksi sosial, budaya, dan bahkan politik yang meninggalkan warisan yang
abadi.
Content Creator
Akang Marta (Indramayutradisi.com)