Ads

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Realitas Fiskal dalam Perspektif Menteri Keuangan

 

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Realitas Fiskal dalam Perspektif Menteri Keuangan



Dalam wawancara, Menteri Keuangan menyampaikan sejumlah asumsi optimistis mengenai arah pertumbuhan ekonomi nasional. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mencapai 5,1 persen dan berpotensi meningkat menjadi 5,5 persen pada kuartal IV. Pandangan ini menunjukkan keyakinan kuat bahwa momentum ekonomi Indonesia masih positif di tengah ketidakpastian global. Menurutnya, tren pertumbuhan ini dapat berlanjut jika faktor domestik seperti konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah tetap terjaga. Keyakinan ini menjadi dasar bagi narasi optimisme fiskal pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Selain itu, Menteri menyoroti pertumbuhan base money atau uang dasar yang telah meningkat dua digit. Kenaikan ini diyakini akan mendorong pertumbuhan kredit perbankan dari sekitar 8 persen menjadi 11 persen atau bahkan lebih tinggi. Dengan semakin banyak uang beredar di sistem keuangan, daya dorong terhadap sektor riil diharapkan semakin kuat. Pertumbuhan kredit ini menjadi salah satu mesin utama yang akan menopang kegiatan usaha dan konsumsi masyarakat. Dalam pandangan Menteri, hubungan antara ekspansi moneter dan peningkatan kredit menjadi kunci akselerasi ekonomi.

Menteri juga menegaskan pentingnya percepatan belanja pemerintah sebagai instrumen fiskal utama. Ia menjelaskan bahwa anggaran dari kementerian atau lembaga yang tidak mampu menyerap dana tepat waktu akan segera dialihkan ke program lain yang siap dijalankan. Langkah ini bertujuan agar stimulus fiskal tidak menggantung dan tetap memberikan dampak langsung terhadap perekonomian. Dengan percepatan belanja, proyek-proyek strategis dapat berjalan lebih cepat dan mendorong aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Strategi ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengoptimalkan peran belanja publik sebagai pendorong pertumbuhan.

Lebih lanjut, Menteri menggambarkan sinergi antara sektor pemerintah dan swasta sebagai pilar penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Ia percaya bahwa dengan dukungan kebijakan fiskal yang ekspansif dan optimisme dunia usaha, Indonesia dapat memasuki fase pertumbuhan yang lebih cepat. Sinergi ini diharapkan mampu memperkuat daya tahan ekonomi nasional terhadap tekanan eksternal. Pemerintah berperan menciptakan iklim yang kondusif, sementara sektor swasta menjadi motor penggerak utama investasi dan produksi. Dengan kolaborasi yang kuat, potensi percepatan ekonomi dapat terwujud secara nyata.

Pada akhirnya, Menteri menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen masih dapat dicapai jika seluruh variabel berjalan sesuai harapan. Asumsi ini didasarkan pada kombinasi antara likuiditas yang meningkat, belanja pemerintah yang agresif, dan kredit yang tumbuh pesat. Garis besar argumen yang disampaikannya adalah bahwa uang yang beredar di sistem keuangan, jika dikelola dengan baik, akan menghasilkan efek pengganda yang besar. Namun, optimisme ini tetap memerlukan disiplin fiskal dan koordinasi yang kuat antarinstansi agar hasilnya sesuai harapan. Dengan demikian, proyeksi ekonomi yang tinggi tidak hanya menjadi wacana, tetapi dapat diwujudkan melalui kebijakan yang konsisten dan terukur.

Kontributor

Akang Marta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel