ASAL-USUL RAWA BOLANG DAN MISTERI TUNGGAK JATI BAGIAN 8.
ASAL-USUL RAWA BOLANG DAN MISTERI TUNGGAK JATI BAGIAN 8.
Rawa Bolang sebagai Ruang Sakral
Mitos tentang Tunggak Jati telah menjadi salah satu pilar utama yang
membentuk cara masyarakat memandang dan memperlakukan Rawa Bolang. Bagi warga
sekitar, tunggak itu bukan sekadar sisa pohon yang tumbang, melainkan simbol
yang menyimpan energi gaib dan pesan moral yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Keyakinan ini begitu kuat, sehingga tidak seorang pun berani
menebang, memindahkan, apalagi mengubah bentuk dari tunggak tersebut. Ia diperlakukan
layaknya peninggalan sakral yang harus dijaga dengan penuh penghormatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, mitos itu bertransformasi menjadi aturan
tidak tertulis yang ditaati oleh masyarakat. Salah satunya tercermin dalam cara
penduduk menjaga kebersihan Rawa Bolang. Tidak ada yang berani membuang sampah
sembarangan di sekitar rawa. Mereka percaya, tindakan ceroboh semacam itu bisa
mengundang murka penghuni gaib yang dipercaya tinggal di sana. Bagi masyarakat,
rawa bukan hanya sekadar hamparan air yang luas dan tenang, tetapi juga ruang
sakral yang memiliki penunggu dan energi yang tidak bisa dipandang remeh.
Lebih dari itu, ada pula tradisi lama yang hingga kini masih diingat
oleh sebagian warga desa. Konon, siapa pun yang hendak mengambil ikan dari Rawa
Bolang harus melakukannya dengan doa tertentu dan tata cara yang penuh
kehati-hatian. Bukan sekadar melempar jala atau seser begitu saja, melainkan
disertai penghormatan terhadap roh-roh yang menjaga tempat tersebut. Dengan
begitu, hasil tangkapan dipercaya akan membawa berkah dan tidak akan berujung
pada musibah. Sebaliknya, mereka yang bertindak sembarangan sering dikisahkan
mengalami nasib sial: jala rusak, hasil tangkapan lenyap, atau bahkan jatuh
sakit tanpa sebab jelas.
Kisah-kisah semacam itu, meski tidak dapat diverifikasi secara ilmiah,
memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan hubungan antara manusia
dengan alam. Ia menanamkan rasa hormat, sekaligus rasa takut, agar manusia
tidak gegabah mengeksploitasi lingkungan. Masyarakat menyadari bahwa rawa
memiliki peran vital sebagai penampung air, habitat ikan, serta bagian dari
siklus ekologi yang menjaga kesuburan tanah di sekitarnya. Dengan melapisi
fungsi ekologis itu dengan lapisan mitos dan nilai budaya, rawa akhirnya
terlindungi dari kerusakan yang mungkin muncul akibat keserakahan manusia.
Rawa Bolang, dalam konteks ini, bukan sekadar lanskap alam yang indah,
melainkan juga ruang spiritual dan kultural. Ia adalah tempat di mana manusia
belajar untuk menyeimbangkan kebutuhan hidup dengan penghormatan terhadap
kekuatan tak terlihat yang dipercaya ada di dalamnya. Setiap riak air, setiap
hembusan angin, dan setiap cerita yang lahir di sekelilingnya seakan menjadi
pengingat bahwa alam tidak boleh diperlakukan semaunya. Ada batas, ada aturan,
dan ada nilai yang harus dijaga.
Dengan demikian, mitos tentang Tunggak Jati bukan hanya kisah lama yang
dipertahankan, tetapi juga bagian dari sistem nilai budaya yang menghubungkan
manusia dengan alam. Ia mengajarkan bahwa kehidupan tidak hanya berpusat pada
logika dan kebutuhan material, melainkan juga pada penghormatan terhadap
misteri yang melampaui pengetahuan manusia.
Konten Creataor
Akang Marta
Indramayutradisi.com