Tantangan dan Realitas Ekonomi Makro dalam Mewujudkan Pertumbuhan yang Berkelanjutan
Tantangan
dan Realitas Ekonomi Makro dalam Mewujudkan Pertumbuhan yang Berkelanjutan
Meskipun
optimisme ekonomi penting untuk menjaga kepercayaan publik, berbagai tantangan
makroekonomi perlu diwaspadai secara serius. Lingkungan global saat ini masih
diwarnai ketidakpastian yang tinggi akibat inflasi dunia dan suku bunga
internasional yang belum stabil. Kondisi rantai pasok global juga masih
menghadapi gangguan, sementara tensi geopolitik meningkatkan risiko ekonomi
eksternal. Negara berkembang seperti Indonesia cenderung lebih rentan terhadap
fluktuasi global ini. Oleh karena itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi harus
selalu mempertimbangkan dinamika risiko eksternal yang dapat menghambat kinerja
domestik.
Tantangan
berikutnya terletak pada efisiensi dan kapasitas penyerapan anggaran
pemerintah. Meskipun percepatan belanja negara menjadi strategi utama,
implementasinya tidak selalu berjalan mulus di lapangan. Banyak kementerian,
lembaga, dan proyek infrastruktur menghadapi kendala administratif yang
kompleks, termasuk proses tender dan birokrasi yang berbelit. Hambatan-hambatan
ini berpotensi menunda realisasi stimulus fiskal yang diharapkan. Oleh sebab
itu, peningkatan efisiensi tata kelola anggaran menjadi kunci untuk memastikan
kebijakan fiskal benar-benar berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Selain
itu, kualitas pertumbuhan ekonomi juga perlu mendapat perhatian serius. Jika
pertumbuhan hanya bertumpu pada belanja pemerintah dan kredit konsumsi, maka
dampak jangka panjangnya terhadap produktivitas nasional akan terbatas.
Pertumbuhan semacam ini berisiko menciptakan fenomena “growth tanpa substansi”,
di mana aktivitas ekonomi meningkat tanpa diikuti peningkatan daya saing
struktural. Untuk mencegah hal tersebut, investasi produktif di sektor riil dan
teknologi harus menjadi prioritas utama. Dengan demikian, fondasi ekonomi
nasional dapat lebih kokoh dan berkelanjutan.
Keterbatasan
ruang fiskal dan peningkatan utang publik juga menjadi faktor yang perlu
diwaspadai. Ketika utang tumbuh terlalu cepat, beban bunga dan risiko
pembiayaan jangka panjang ikut meningkat. Kondisi ini dapat mempersempit ruang
fiskal bagi pemerintah di masa depan untuk menjalankan program prioritas.
Keseimbangan antara ekspansi fiskal dan keberlanjutan fiskal menjadi semakin
penting dalam konteks ini. Pemerintah harus menjaga agar kebijakan pembiayaan
tetap prudent dan tidak menimbulkan tekanan pada stabilitas makroekonomi.
Terakhir,
efisiensi belanja publik menjadi faktor penentu keberhasilan strategi fiskal.
Percepatan penyerapan anggaran tanpa pengawasan yang ketat berpotensi
menimbulkan kebocoran atau penyelewengan dana. Jika hal ini terjadi, multiplier
effect dari belanja pemerintah akan berkurang secara signifikan. Oleh karena
itu, kontrol dan audit keuangan yang transparan harus diperkuat di setiap lini
pelaksanaan anggaran. Dengan tata kelola yang akuntabel, setiap rupiah belanja
negara dapat benar-benar memberikan dampak maksimal bagi pertumbuhan ekonomi
nasional.
Kontributor
Akang
Marta