Harapan yang Masih Ada
Harapan yang Masih Ada
Meskipun
begitu, tidak semua hal hilang dari dunia pendidikan kita. Masih banyak guru,
dosen, dan pendidik di Indonesia yang dengan tulus berjuang di tengah segala
keterbatasan. Mereka tetap mengajar dengan penuh dedikasi meskipun gajinya jauh
dari cukup. Dorongan mereka bukan semata karena kewajiban, melainkan karena
cinta terhadap ilmu dan anak didik. Mereka memahami bahwa guru sejati bukan
hanya penyampai pengetahuan, tetapi juga pembentuk karakter dan teladan hidup.
Harapan
juga masih tumbuh di pesantren, madrasah, dan sekolah-sekolah kecil di pelosok
desa. Di tempat-tempat sederhana itu, nilai-nilai luhur masih dijaga dengan
ketulusan. Anak-anak diajarkan sopan santun sebelum mempelajari matematika, dan
berdoa sebelum menghafal rumus fisika. Pembelajaran di sana tidak sekadar
mencerdaskan otak, tetapi juga menumbuhkan hati yang bersih dan rendah hati. Di
situlah fondasi sejati bangsa ini berdiri dan bertahan dari gelombang perubahan
zaman.
Mungkin,
seperti yang disampaikan dalam diskusi itu, pemerintah tidak perlu mengatur
semua hal secara berlebihan. Negara cukup menetapkan standar kelulusan dan arah
pendidikan yang jelas. Selebihnya, percayakan prosesnya kepada guru, sekolah,
dan masyarakat yang paling memahami kebutuhan anak-anak mereka. Kepercayaan
adalah bentuk tertinggi dari penghormatan terhadap profesi pendidik. Dengan
rasa saling percaya, pendidikan Indonesia dapat kembali menemukan rohnya yang
sejati.
Kontributor
Akang
Marta
Indramayutradisi