Saatnya Bangkit Melawan Kepalsuan: Seruan Nasional Kembalikan Marwah Pendidikan
Saatnya Bangkit Melawan Kepalsuan: Seruan Nasional Kembalikan Marwah Pendidikan
Indramayutradisi.com – Jakarta. Krisis kejujuran akademik yang kian meluas di Indonesia kini memasuki fase
genting. Menyusul berbagai skandal manipulasi ijazah, jual beli gelar, hingga
lemahnya kontrol terhadap integritas ilmiah, para pengamat dan tokoh intelektual
menyerukan perlunya gerakan nasional untuk mengembalikan marwah dunia
pendidikan.
Dalam sebuah diskusi publik yang digelar secara daring, Arif dan Bung Roki
sepakat bahwa saat ini adalah momentum refleksi bagi seluruh elemen bangsa.
Pemerintah, lembaga pendidikan tinggi, serta masyarakat sipil harus bergerak
bersama untuk memulihkan fungsi pendidikan sebagai ruang pertukaran pikiran
yang jujur, kritis, dan bermartabat.
“Indonesia dibangun dari semangat pertengkaran pikiran para pendiri bangsa.
Kalau hari ini kita justru memusuhi pemikiran kritis, itu artinya kita telah
mengkhianati akar sejarah kita sendiri,” tegas Bung Roki dalam pernyataan
penutupnya yang mengundang tepuk tangan peserta diskusi.
Ia menyinggung bagaimana para tokoh pendiri bangsa seperti Soekarno, Hatta,
Sjahrir, dan Tan Malaka bukan hanya pemimpin politik, melainkan pemikir besar
yang berani mempertaruhkan nyawa demi menyuarakan gagasan. Jika semangat
tersebut tidak lagi diwarisi oleh generasi penerus karena terjebak dalam budaya
pamer gelar dan manipulasi akademik, maka masa depan bangsa dalam ancaman
serius.
Dalam diskusi tersebut, istilah “pasar Pramuka akademis” kembali mencuat
sebagai sindiran tajam terhadap praktik jual beli ijazah, gelar palsu, dan
manipulasi nilai akademik yang kian jamak terjadi di berbagai perguruan tinggi.
Istilah ini bukan hanya menggambarkan degradasi moral di dunia pendidikan,
tetapi juga menjadi simbol dari sistem yang membiarkan kebohongan tumbuh subur
demi kepentingan status sosial dan politik.
“Kalau kita biarkan ini terus berlangsung, bukan hanya kampus yang hancur,
tapi juga tatanan berpikir bangsa,” kata Arif. Ia menegaskan bahwa kejujuran
dalam dunia pendidikan adalah fondasi dari segala bentuk kemajuan, baik di
bidang ilmu pengetahuan, pemerintahan, maupun kebudayaan.
Redaksi Indramayutradisi.com mengajak pembaca untuk menjadikan
momen ini sebagai titik balik. Sudah saatnya seluruh elemen bangsa menyuarakan
penolakan terhadap kepalsuan, dan membangun kembali semangat berpikir kritis,
keberanian menyuarakan kebenaran, serta menjunjung tinggi integritas ilmiah.
Karena pada akhirnya, kemajuan suatu bangsa tidak ditentukan oleh banyaknya
gelar yang dipajang di depan dan belakang nama, tetapi oleh kejujuran,
kedalaman pengetahuan, dan keberanian untuk berpikir secara merdeka.
Redaksi |
Indramayutradisi.com
Akang Marta