Sang Pemberi Jalan dan Adrenalin Kepepet
Sang Pemberi Jalan dan Adrenalin
Kepepet
Melampaui
Dualitas: Kisah Arya, Sang Pemberani dari Utara
Penulis:
Akang Marta
Perjalanan Arya di Jakarta adalah 90% perjuangan pahit dan 10% hadiah
yang ia dapatkan. Banyak yang meremehkan dan menghina, namun ia menganggap
mereka sebagai "malaikat" yang terus memicunya untuk membuktikan
diri.
Di tengah kesibukan berjualan pulsa, Arya bertemu seorang pria bernama
Pak Budi dari Bogor. Pria itu mengajaknya bergabung dalam bisnis distribusi
produk herbal. Arya tertarik. Anehnya, seminggu setelah memperkenalkan Arya ke
perusahaan itu, Pak Budi tiba-tiba menghilang, tanpa kabar. Arya ditinggalkan
sendirian. Namun, di sanalah ia menemukan bisnis yang ia tekuni dengan serius
dan mulai menghasilkan uang—bisnis herbal. Itu adalah titik awal
transformasinya menjadi seorang pengusaha.
Kesuksesan datang, tetapi juga diiringi jatuh bangun dan kerugian. Ia
menyadari bahwa uang memberinya kekuatan untuk menolong sesama, yang ia lakukan
lewat yayasan sosial.
Dalam perjalanannya, ia pernah merasa usahanya stagnan, macet di
pendapatan bulanan tertentu. Ia mencari jawaban lewat meditasi. Jawabannya
sederhana: "Kamu sudah merasa cukup. Tidak kepepet lagi."
Sejak saat itu, ia menetapkan prinsip: Kunci progres adalah jiwa kepepet. Ia harus menciptakan target yang memaksa
adrenalinnya terpicu.
"Dalam diri kita ada jiwa petarung dan jiwa cinta damai. Kita harus
bisa mengatur keduanya."
Ia menyebut dirinya petarung jalanan,
bukan petarung yang dilatih di sasana. Ia belajar dari ditipu, dihantam, dan
masalah. Baginya, pengalaman adalah universitas terbaik.
