Ads

Semangat Persaudaraan dalam Harmoni Prestasi

 

Semangat Persaudaraan dalam Harmoni Prestasi

Potret Pembukaan PORSENI Ke-XXIV Pondok Pesantren Al-Mu’minien Lohbener Tahun 2025

Ditulis oleh: Ahmad Fuady



Pagi itu, langit Lohbener tampak cerah seolah ikut menyambut sebuah perhelatan besar yang telah lama dinanti. Lapangan utama Pondok Pesantren Al-Mu’minien dipenuhi warna, gerak, dan semangat yang menyatu dalam satu irama kebersamaan. Santri putra dan putri berbaris rapi, mengenakan seragam terbaik mereka, wajah-wajah muda yang memancarkan antusiasme dan harapan. Inilah hari pembukaan Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) ke-XXIV tahun 2025, sebuah agenda rutin yang bukan sekadar kompetisi, melainkan perayaan persaudaraan, bakat, dan nilai-nilai pesantren.

PORSENI Al-Mu’minien bukanlah acara biasa. Selama lebih dari dua dekade, kegiatan ini telah menjadi ruang pembelajaran nonformal yang sarat makna. Di sinilah santri belajar tentang sportivitas, kejujuran, kerja sama, dan keberanian mengekspresikan potensi diri. Pembukaan tahun ini terasa istimewa karena dikemas lebih meriah, tertata, dan penuh simbol kebudayaan pesantren yang kental.

Acara dimulai dengan apel pembukaan yang khidmat. Lagu Indonesia Raya berkumandang, diikuti dengan Mars Pondok Pesantren Al-Mu’minien yang dinyanyikan bersama dengan penuh penghayatan. Suasana menjadi hening sekaligus agung, menegaskan bahwa kompetisi yang akan berlangsung tetap berpijak pada nilai cinta tanah air dan akhlakul karimah. Di tengah gemuruh tepuk tangan, bendera PORSENI dikibarkan sebagai tanda resmi dimulainya rangkaian kegiatan.

Sambutan dari pimpinan pondok menjadi salah satu momen yang paling ditunggu. Dalam pidatonya, beliau menegaskan bahwa PORSENI bukan ajang mencari siapa yang paling hebat semata, melainkan wadah untuk menempa mental, membangun karakter, dan memperkuat ukhuwah islamiyah antar-santri. Prestasi, menurut beliau, hanyalah bonus dari proses yang dijalani dengan sungguh-sungguh, jujur, dan penuh tanggung jawab.

“Kemenangan sejati,” tutur beliau dengan suara mantap, “adalah ketika santri mampu mengendalikan ego, menghargai lawan, dan tetap rendah hati dalam keberhasilan.” Kalimat itu disambut anggukan dan tepuk tangan panjang, seolah menjadi pengingat bersama bahwa pesantren mendidik manusia seutuhnya, bukan hanya pencetak juara.

Kemegahan pembukaan PORSENI ke-XXIV semakin terasa dengan penampilan defile kontingen santri dari berbagai asrama dan unit pendidikan. Setiap kontingen menampilkan ciri khas masing-masing, baik melalui yel-yel kreatif, atribut warna-warni, maupun formasi barisan yang rapi. Sorak sorai penonton pecah ketika satu per satu kontingen melintas, menunjukkan semangat dan kekompakan yang telah mereka persiapkan jauh hari sebelumnya.

Tak kalah menarik, penampilan seni turut memeriahkan acara. Tarian tradisional yang dibawakan santri putri memancarkan keanggunan dan kecintaan pada budaya Nusantara. Sementara itu, pertunjukan hadrah dan shalawat menggema, menghadirkan nuansa religius yang menenangkan sekaligus membangkitkan rasa syukur. Perpaduan antara seni, olahraga, dan spiritualitas inilah yang menjadi ciri khas PORSENI di lingkungan pesantren.

Bagi para santri, PORSENI adalah ruang aktualisasi diri. Banyak di antara mereka yang mungkin tidak menonjol di ruang kelas, namun menemukan kepercayaan diri di lapangan olahraga atau panggung seni. Ada yang bersinar sebagai atlet futsal, pelari cepat, pemain voli, atau pendekar pencak silat. Ada pula yang menemukan suaranya dalam lomba pidato, kaligrafi, nasyid, dan drama islami. Semua mendapat tempat yang sama, dihargai sesuai bakat dan usaha.

Kemeriahan pembukaan juga terasa dari keterlibatan para ustadz, ustadzah, dan panitia santri. Mereka bekerja bahu-membahu, memastikan setiap rangkaian acara berjalan lancar. Di balik panggung megah dan barisan rapi, ada latihan panjang, rapat berulang, dan kerja ikhlas yang sering luput dari sorotan. Inilah pendidikan nyata tentang tanggung jawab dan gotong royong yang tak tertulis dalam buku pelajaran.

PORSENI ke-XXIV tahun 2025 juga menjadi momentum refleksi. Di tengah arus zaman yang serba cepat dan kompetitif, pesantren berupaya menghadirkan kompetisi yang sehat, mendidik, dan berorientasi nilai. Tidak ada ruang untuk kecurangan, ejekan, atau permusuhan. Setiap pertandingan adalah pelajaran, setiap kekalahan adalah guru, dan setiap kemenangan adalah amanah.

Antusiasme santri terlihat jelas hingga acara pembukaan usai. Lapangan yang semula sunyi kini menjadi saksi lahirnya semangat baru. Jadwal pertandingan dan lomba yang telah disusun rapi menjadi penanda bahwa hari-hari ke depan akan diisi dengan dinamika, tawa, keringat, dan doa. PORSENI bukan hanya milik mereka yang bertanding, tetapi juga milik seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Al-Mu’minien.

Lebih dari sekadar seremoni, pembukaan PORSENI ke-XXIV menegaskan satu pesan penting: pesantren adalah ruang hidup yang dinamis. Di dalamnya, pendidikan tidak berhenti pada kitab dan kelas, tetapi tumbuh melalui pengalaman, interaksi, dan kebersamaan. Santri belajar bahwa menjadi kuat tidak selalu berarti mengalahkan orang lain, melainkan mampu mengalahkan diri sendiri.

Ketika matahari mulai meninggi dan acara pembukaan resmi ditutup, satu hal terasa jelas di benak semua yang hadir. PORSENI tahun ini bukan hanya tentang siapa yang akan membawa pulang piala, tetapi tentang bagaimana setiap santri pulang membawa nilai: disiplin, persaudaraan, dan semangat berprestasi dalam bingkai iman.

Dengan mengucap basmalah, PORSENI ke-XXIV Pondok Pesantren Al-Mu’minien Lohbener Tahun 2025 resmi dimulai. Semoga setiap langkah yang diayunkan, setiap nada yang dinyanyikan, dan setiap keringat yang menetes menjadi bagian dari proses panjang melahirkan generasi santri yang sehat jasmani, matang rohani, dan siap mengabdi untuk agama, bangsa, dan kemanusiaan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel