Ads

Legenda Kisah Syekh Nurdjati: Giri Amparan Jati: Menara Iman di Pesisir Cirebon

 

Giri Amparan Jati: Menara Iman di Pesisir Cirebon

 


Di pesisir utara Pulau Jawa, tempat pertemuan abadi antara daratan subur dan deburan ombak, tersembunyi sebuah topografi spiritual. Di atas sebuah gundukan tanah yang kokoh, seolah menentang erosi waktu dan samudra, berdirilah tegak sebuah bukit yang senantiasa diselimuti angin timur. Namanya Giri Amparan Jati.

Bukan sekadar formasi geologis biasa, ia adalah 'Amparan Jati', hamparan kayu jati yang menjadi singgasana sunyi, sebuah menara pantulan cahaya bagi legenda abadi. Kisah yang terukir di tempat ini bukanlah dengan pahat besi pada batu cadas, melainkan dengan tinta iman yang murni di sanubari setiap insan Caruban, atau yang kini kita kenal sebagai Cirebon.

Kisah agung ini berpusat pada sosok seorang musafir suci, seorang Syekh, yang kedatangannya melampaui batas geografis dan hambatan fisik. Ia datang dari negeri-negeri jauh, melintasi tujuh samudra yang bergolak dan puluhan malam yang gulita, membawa bekal tak ternilai: sebuah visi untuk menancapkan panji tauhid, keyakinan akan Keesaan Tuhan, di tanah yang pada masa itu masih diselimuti kabut tebal kepercayaan lama yang pluralistik.

Sosok ini adalah Syekh Nurjati. Sebuah nama yang menggema melintasi zaman, mengandung makna yang mendalam: Nur (Cahaya) dan Jati (Sejati). Dialah Sang Cahaya Sejati.

Giri Amparan Jati menjadi titik nol (Ground Zero) dari penyebaran Islam di wilayah tersebut. Syekh Nurjati bukanlah penakluk dengan pedang, melainkan perangkul dengan kearifan. Di bukit yang hening ini, ia mendirikan basis dakwahnya, sebuah pondasi spiritual yang kelak menjadi cikal bakal Kesultanan Cirebon. Kearifan lokal dipadukan dengan ajaran universal Islam, menghasilkan harmoni budaya dan agama yang khas.

Bukit ini adalah saksi bisu transformasinya Cirebon dari sebuah pelabuhan dagang biasa menjadi pusat peradaban Islam yang disegani. Setiap hembusan angin yang menyentuh puncak Giri Amparan Jati seolah membawa kembali bisikan dakwahnya, mengajarkan bahwa kebenaran sejati (Jati) hadir dalam cahaya (Nur) ilmu dan ketakwaan. Hari ini, tempat ini bukan hanya destinasi ziarah, tetapi juga sebuah monumen pengingat akan keteguhan iman dan jejak sejarah awal Islam Nusantara. Ia adalah jantung yang terus berdenyut, memompakan semangat keagamaan yang damai dan inklusif di seluruh tumpah darah Caruban.

Kontributor: Akang Marta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel