Ads

Legenda Kisah Syekh Nurdjati: Warisan Abadi Sang Cahaya Sejati

 

Warisan Abadi Sang Cahaya Sejati



Pengaruh Syekh Nurjati begitu besar hingga adiknya sendiri, Syekh Bayanullah, yang memiliki pondok pesantren di Mekah, memutuskan untuk menyusul jejak sang kakak, turut berdakwah di Cirebon. Bahkan garis keturunannya kelak terhubung dengan kerajaan-kerajaan besar ketika keponakannya, putri dari adik perempuannya yang menikah dengan Raja Malaka, dipersunting oleh Dipati Kunus dari Kesultanan Demak. Syekh Nurjati tidak hanya menyebarkan iman, ia membangun sebuah jaringan kekeluargaan dakwah yang melintasi kerajaan-kerajaan.

Setelah mengabdikan seluruh hidupnya, setelah menyalakan pelita di kegelapan, setelah membimbing para pendiri Kesultanan Cirebon, Syekh Nurjati pun mencapai akhir perjalanannya di dunia fana.

Jasadnya dimakamkan di tempat yang paling ia cintai, di puncak Bukit Giri Amparan Jati. Tempat di mana ia pertama kali menancapkan panji dakwahnya, tempat ia menanggalkan nama lamanya, dan mengenakan gelar yang akan selamanya lekat dengannya: Syekh Nurjati, Sang Cahaya Sejati.

Makamnya bukan sekadar pusara, melainkan sebuah monumen abadi atas perjuangan, keikhlasan, dan cinta seorang ulama kepada umatnya.

Kisah agungnya tak lekang oleh waktu. Meski bukti primernya sulit dilacak dalam catatan-catatan asing, namanya terus hidup dalam bisikan-bisikan masa lalu yang tertuang dalam naskah-naskah kuno Cirebon seperti Carita Purwaka Caruban Nagari, Babad Tanah Sunda, dan hikayat-hikayat lainnya.

Para pujangga mengabadikannya dalam tembang-tembang syahdu, memastikan bahwa api semangat Syekh Nurjati, Sang Cahaya Sejati dari Gunung Jati, akan terus menyala, menerangi jalan generasi-generasi sesudahnya, hingga akhir zaman.

Kontributor: Akang Marta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel