Berani Melangkah Lebih Jauh: Menjadi Pemimpin Perubahan di Era yang Terus Bergerak
Berani Melangkah Lebih
Jauh: Menjadi Pemimpin Perubahan di Era yang Terus Bergerak
Kamu pernah berpikir sudah berapa tahun lewat dalam perjalananmu?
Jangan-jangan, tanpa terasa, kamu sudah terlalu lama berada di titik yang sama,
hingga mulai terasa tidak nyaman lagi. Bahkan, mungkin ibarat rumah yang sudah
kebakaran, tempat itu sebenarnya sudah tidak layak dihuni. Pada titik itu,
muncul pertanyaan besar: apakah kamu harus tetap bertahan, mengikuti arus, atau
berani melangkah lebih maju dari orang lain?
Kalau tujuanmu adalah mencapai sesuatu yang
lebih besar, maka langkahmu juga harus lebih jauh ke depan. Tidak cukup hanya
bertahan di posisi yang sama, apalagi sekadar mengikuti orang lain tanpa arah.
Sebab, jika kamu hanya diam, orang lain akan melaju meninggalkanmu. Sementara
itu, jika kamu hanya mengikuti arus tanpa visi, maka kamu tidak akan pernah
sampai ke mana pun. Jalan hidup hanya akan berputar di tempat yang sama, tanpa
tujuan jelas.
Untuk menjadi seorang pemimpin sejati,
keberanian melangkah lebih jauh adalah syarat mutlak. Pemimpin bukan hanya
mengikuti pola yang sudah ada, melainkan mampu merancang arah baru yang lebih
jelas. Ia harus mampu membaca masa depan, menembus keterbatasan, dan membawa
orang lain ikut bergerak. Di sinilah letak tantangan sesungguhnya. Kepemimpinan
sejati bukanlah tentang mengikuti kenyamanan, tetapi tentang menciptakan
peluang di tengah keterbatasan.
Namun, harus disadari bahwa perubahan tidak
pernah mudah. Dalam dunia pendidikan misalnya, sistem yang berlaku sering kali
menjadi penghambat. Birokrasi yang berbelit, aturan yang kaku, dan dokumen
administrasi yang menumpuk kerap membuat inovasi terhenti sebelum berkembang.
Banyak ide segar akhirnya terjebak dalam tumpukan kertas, bukan diwujudkan
dalam tindakan nyata. Hal ini menjadikan perubahan seperti jalan panjang penuh
rintangan.
Meski begitu, justru di situlah arti penting
seorang pemimpin diuji. Pertanyaan mendasar yang harus diajukan adalah: siapa
yang berani mendobrak? Siapa yang mau mengambil risiko memilih jalan berbeda
meski sistem menolak? Sejarah menunjukkan, kemajuan selalu lahir dari
keberanian individu atau kelompok yang menolak pasrah. Mereka tidak tunduk pada
pola lama, melainkan mencari cara baru untuk membuka jalan.
Mengambil langkah berbeda memang sering dianggap
melawan arus. Ada risiko dicemooh, ditolak, bahkan dianggap pembangkang. Tetapi
tanpa sikap semacam itu, perubahan hanya akan menjadi wacana. Justru karena ada
yang berani berkata “saya memilih jalan lain,” maka lahir ruang baru untuk
kemajuan. Dunia pendidikan, dunia kerja, bahkan kehidupan sosial membutuhkan
lebih banyak sosok seperti itu.
Karena itu, berhentilah hanya bertahan. Jangan
pula hanya ikut arus. Jika ingin benar-benar maju, beranilah melangkah lebih
jauh. Risiko pasti ada, tetapi diam hanya akan membuatmu tertinggal. Ingatlah,
masa depan dimenangkan oleh mereka yang berani membuka jalan, bukan oleh mereka
yang sekadar berjalan di jalan lama.
Kontributor
SM Indramayutradisi.com