Candu Kekuasaan: Ancaman bagi Demokrasi
Candu Kekuasaan: Ancaman bagi Demokrasi
Elite
politik yang terlalu fokus mempertahankan posisi sering kali terjebak dalam apa
yang bisa disebut “candu kekuasaan”. Ketergantungan pada jabatan atau pengaruh
politik dapat membuat pengambilan keputusan terdistorsi, tidak lagi berpihak
pada kepentingan publik, melainkan pada kelompok atau keluarga tertentu.
Dampaknya, kebijakan yang dihasilkan cenderung melindungi posisi elite dan
memperkuat jaringan politik mereka, sementara aspirasi rakyat yang sejatinya
menjadi tujuan utama demokrasi justru tersisihkan.
Fenomena
ini bukan hanya soal kehilangan efektivitas pemerintahan, tetapi juga
menimbulkan risiko etika yang serius. Kekuasaan yang menjadi tujuan akhir bisa
merusak integritas pemimpin, menimbulkan praktik nepotisme, dan melemahkan
kepercayaan publik terhadap institusi politik. Dalam jangka panjang, hal ini
berpotensi menciptakan masyarakat yang apatis, skeptis, dan enggan
berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Sebagai
warga, posisi kita tidak boleh pasif. Kita perlu bersikap kritis, menganalisis
kebijakan dan tindakan pemimpin, serta menuntut akuntabilitas. Politik
seharusnya menjadi ujian moral bagi para pemimpin: apakah mereka menempatkan
kepentingan rakyat di atas ambisi pribadi? Kesadaran publik menjadi kunci untuk
memastikan bahwa demokrasi berfungsi sebagaimana mestinya—sebagai sarana
pelayanan publik, bukan semata arena perebutan kekuasaan.
Kontributor
SM
Indramayutradisi.com