Seruan Moral untuk Kebenaran
Seruan Moral untuk
Kebenaran
Kerusuhan 25 Agustus menjadi cermin retak bagi republik ini. Retakan itu
memperlihatkan jurang antara janji dan realita, narasi dan fakta, keadilan dan
manipulasi. Rakyat melihat bahwa demokrasi bukan sekadar jargon yang bisa
dipoles dalam pidato. Mereka menanti jawaban, menanti siapa yang sebenarnya
bermain di balik layar. Apakah ini murni persoalan politik, atau justru
permainan lebih besar yang mengorbankan rakyat?
Publik tidak bisa terus dipaksa menerima kabar yang kabur. Pertanyaan
tentang dalang kerusuhan harus dijawab dengan jujur. Apakah ada mafia,
koruptor, atau bahkan teroris yang menjadi motor penggerak? Atau semuanya
hanyalah panggung sandiwara untuk menutupi masalah bangsa yang lebih dalam?
Setiap penundaan hanya memperlebar jurang kepercayaan rakyat terhadap negara.
Opini publik kini harus menjadi suara yang lantang. Suara itu menolak segala
bentuk manipulasi yang dibungkus dengan kata-kata indah. Cukup sudah permainan
narasi, cukup sudah sandiwara algoritma yang menutupi kebenaran. Demokrasi
hanya bisa bertahan bila rakyat diajak dalam kejujuran, bukan dibungkam oleh kebohongan.
Bila suara rakyat diabaikan, keadilan akan semakin jauh dari harapan.
Negara memiliki kewajiban konstitusional untuk menghadirkan kebenaran. Tidak
boleh ada kompromi dalam mengungkap siapa aktor sesungguhnya. Bila negara
memilih diam atau berpura-pura, maka demokrasi kehilangan fondasi utamanya.
Kebenaran bukan sekadar formalitas, melainkan ruh yang menjaga republik tetap
hidup. Tanpa kejelasan, bangsa ini hanya akan berdiri di atas panggung rapuh
penuh kepalsuan.
Keadilan dan kebenaran adalah dua sisi mata uang yang tidak boleh
dipisahkan. Tanpa keduanya, republik ini hanya akan menjadi sandiwara besar.
Rakyat dipaksa duduk sebagai penonton, sementara segelintir elit memainkan
lakon berulang. Demokrasi akan runtuh jika rakyat kehilangan kepercayaan.
Karena itu, seruan moral untuk kebenaran harus terus digaungkan sebagai benteng
terakhir republik.
Kontributor
Akang Marta Indramatradisi.