Ads

Bukan lagi mengejar, tapi menjadi cinta itu sendiri

Penulis : Kang Yana Cikedung


"Bukan lagi mengejar, tapi menjadi cinta itu sendiri" adalah sebuah pergeseran fundamental dalam cara memandang cinta dan hubungan. Ini adalah perjalanan dari pola pikir "kekurangan" (lack) menuju pola pikir "kelimpahan" (abundance).



​Mari kita bedah keduanya:

​1. Pola Pikir "Mengejar Cinta"

​Ini adalah kondisi yang umum dialami banyak orang. Ciri-cirinya adalah:

  • Fokus Eksternal: Kebahagiaan dan rasa cinta dianggap berasal dari luar, yaitu dari seseorang yang harus "didapatkan" atau "dimenangkan".
  • Perasaan Kosong: Ada keyakinan bahwa diri ini tidak lengkap dan membutuhkan orang lain untuk mengisi kekosongan itu.
  • Berbasis Tujuan: Cinta dilihat sebagai piala atau tujuan akhir. Setelah didapat, sering kali muncul ketakutan akan kehilangan.
  • Mencari Validasi: Tindakan sering didasari oleh keinginan untuk disukai, diterima, dan diakui oleh orang yang dikejar. Ini bisa membuat seseorang kehilangan jati dirinya.
  • Energi yang Melelahkan: Proses mengejar, menunggu balasan, cemas, dan takut ditolak menghabiskan banyak sekali energi mental dan emosional.

​Singkatnya, mengejar cinta berarti melihat cinta sebagai sesuatu yang ada di luar sana dan Anda harus berjuang untuk meraihnya.

​2. Pola Pikir "Menjadi Cinta Itu Sendiri"

​Ini adalah sebuah keadaan batin yang lebih damai, kuat, dan menarik. Ciri-cirinya adalah:

  • Fokus Internal: Anda sadar bahwa sumber cinta sejati berasal dari dalam diri sendiri. Anda tidak perlu orang lain untuk merasa utuh.
  • Perasaan Penuh: Anda mengisi "wadah" Anda sendiri dengan penerimaan diri, kasih sayang pada diri sendiri (self-love), dan kebahagiaan yang berasal dari hobi, passion, dan pertumbuhan pribadi Anda.
  • Berbasis Ekspresi: Cinta bukan lagi tujuan, melainkan energi yang Anda pancarkan. Anda menunjukkan kebaikan, empati, dan kasih sayang dalam interaksi sehari-hari, bukan hanya kepada target romantis, tetapi kepada teman, keluarga, bahkan orang asing.
  • Otentik dan Tulus: Karena tidak butuh validasi, Anda bisa menjadi diri sendiri seutuhnya. Anda tidak takut ditolak karena harga diri Anda tidak bergantung pada penerimaan orang lain.
  • Energi yang Menarik (Atraktif): Ketika Anda memancarkan energi positif, kehangatan, dan kepercayaan diri, secara alami orang lain akan tertarik kepada Anda, bukan karena Anda mengejar mereka, tetapi karena mereka ingin berada di dekat energi Anda.

​Analogi yang indah adalah:

"Mengejar cinta itu seperti mengejar kupu-kupu. Semakin keras kau mengejarnya, ia akan semakin terbang menjauh. Tetapi, jika kau diam, membangun taman yang indah di dalam dirimu, kupu-kupu itu akan datang dan hinggap dengan sendirinya."


​"Menjadi cinta itu sendiri" berarti Anda fokus membangun "taman" dalam diri Anda. Anda merawat diri, menumbuhkan hal-hal yang Anda sukai, dan menciptakan kedamaian internal. Hasilnya, cinta yang sehat dan tulus akan datang kepada Anda sebagai konsekuensi alami, bukan sebagai hasil dari perburuan yang melelahkan.

​Ini adalah perjalanan menuju keutuhan diri, di mana hubungan yang sehat menjadi bonus indah dalam hidup yang sudah membahagiakan, bukan menjadi syarat utama untuk bahagia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel