Ads

Antara Warisan Jokowi, Beban Prabowo, dan Tuntutan Rakyat (Bagian 7)

 

17 + 8 Tuntutan: Suara Rakyat yang Tidak Bisa Diabaikan



Di media sosial, beredar 17 tuntutan rakyat yang harus dipenuhi dalam satu minggu, ditambah 8 tuntutan jangka panjang dalam satu tahun. Tuntutan itu lahir dari keresahan publik yang semakin lama semakin menumpuk. Beberapa memang sudah terealisasi, seperti pencopotan pejabat tertentu dan pembatalan tunjangan DPR. Namun, masih banyak hal yang menggantung, belum ada kepastian dan solusi nyata. Inilah yang membuat rakyat terus bersuara.

Apakah tuntutan itu terlalu muluk? Tidak, sama sekali tidak. Justru tuntutan itu sangat sederhana dan membumi. Intinya hanya satu: jangan rugikan rakyat dengan kebijakan yang tidak masuk akal. Sebuah permintaan yang semestinya mudah dijawab oleh negara sebesar Indonesia.

Masyarakat hanya meminta pemerintah menghentikan kebijakan yang membuat rakyat semakin miskin. Mereka ingin agar negara hadir untuk melindungi, bukan malah menindas. Berantas korupsi menjadi prioritas, karena itulah akar dari semua kebobrokan. Lawan oligarki, karena mereka yang selama ini menunggangi kekuasaan. Hentikan proyek mercusuar yang hanya menjadi pajangan, tanpa manfaat nyata bagi rakyat kecil.

Seharusnya pemerintah tidak sulit untuk memenuhi tuntutan itu. Negara dengan sumber daya alam melimpah tentu bisa memberikan kesejahteraan pada rakyatnya. Namun, jika yang dikejar hanya keuntungan segelintir elit, maka rakyat akan terus terpinggirkan. Apalagi di era digital, suara rakyat tak bisa lagi ditutupi dengan propaganda. Transparansi dan akuntabilitas kini menjadi harga mati.

Jadi, apakah tuntutan ini terlalu berat bagi sebuah negara yang katanya kaya raya? Jawabannya jelas tidak. Yang berat adalah melawan ego kekuasaan dan kepentingan kelompok tertentu. Rakyat hanya meminta hak yang semestinya mereka terima. Dan jika pemerintah menutup mata, maka suara rakyat akan semakin keras, tak terbendung, dan akhirnya mengguncang fondasi kekuasaan itu sendiri.

Kontributor

Akang Marta Indramayutradisi

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel