Ads

Antara Warisan Jokowi, Beban Prabowo, dan Tuntutan Rakyat (Bagian 8)

 

Oligarki: Musuh Bersama yang Selalu Bersembunyi



Oligarki adalah musuh bersama yang selalu bersembunyi di balik layar kekuasaan. Setiap kebijakan besar yang digulirkan pemerintah sering kali menyimpan kepentingan tersembunyi dari kelompok elit. Dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang dikelilingi sembilan naga, publik mulai mencium aroma kepentingan yang lebih menguntungkan segelintir orang. Proyek-proyek infrastruktur yang katanya untuk rakyat, justru penuh dengan konsesi yang melanggengkan kekuasaan ekonomi politik kelompok tertentu. Rakyat pun semakin sadar bahwa oligarki bukan sekadar isu, melainkan kenyataan yang mengakar.

Fenomena ini semakin jelas terlihat ketika pemerintah menghadirkan kabinet gemuk yang lebih menyerupai ajang balas budi politik. Kursi-kursi strategis diberikan bukan karena kompetensi, melainkan loyalitas dan kepentingan transaksional. Hal ini menunjukkan betapa rapuhnya komitmen terhadap meritokrasi dan kepentingan publik. Bagi rakyat, situasi ini seperti menonton sandiwara politik yang sudah bisa ditebak akhirnya. Pemerintah lebih sering tunduk pada oligarki daripada mendengar suara rakyatnya sendiri.

Pertanyaannya kini sederhana: apakah Prabowo berani melawan oligarki yang sudah mencekik bangsa ini? Sejarah akan menilai sikap dan keputusannya dalam memimpin negeri ini. Ia bisa saja memilih jalan aman dengan terus melayani kepentingan oligarki. Namun, rakyat masih menyisakan secercah harapan bahwa pemimpinnya mampu mengambil langkah berbeda. Harapan itu tetap menggantung meski tanda-tanda kerap berkata sebaliknya.

Rakyat menunggu, bahkan menagih janji perubahan yang pernah digemakan di masa kampanye. Mereka berharap keberanian pemimpin diuji bukan dengan retorika, melainkan dengan tindakan nyata. Melawan oligarki memang berarti berhadapan dengan risiko besar, baik politik maupun ekonomi. Tetapi di situlah letak sejati kepemimpinan: berani mengambil risiko demi kepentingan rakyat. Apalagi, rakyat sudah terlalu lama dikhianati oleh janji-janji kosong.

Jika Prabowo gagal melawan oligarki, maka sejarah akan mencatat dirinya bukan sebagai pemimpin rakyat. Ia hanya akan dikenang sebagai pelayan kepentingan segelintir orang kaya yang terus menguasai negeri ini. Citra kepemimpinannya akan runtuh, dan harapan rakyat kembali terkubur. Bangsa ini tidak membutuhkan pemimpin boneka oligarki, tetapi pemimpin yang berani berdiri tegak. Pada akhirnya, sejarah akan memberi vonis: pemimpin sejati atau sekadar pengabdi oligarki.

Kontributor

Akang Marta Indramayutradisi

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel