Ads

Antara Warisan Jokowi, Beban Prabowo, dan Tuntutan Rakyat (Bagian 9)

 

Rakyat Sudah Pintar, Jangan Perlakukan Seperti Dulu



Rakyat Indonesia hari ini sudah jauh berbeda dengan rakyat di tahun 1998. Mereka lebih terdidik, lebih melek informasi, dan jauh lebih terhubung dengan dunia luar. Media sosial kini menjadi arena terbuka, tempat rakyat belajar, berdiskusi, dan melawan kebijakan yang dianggap tidak adil. Setiap kebijakan pemerintah bisa langsung dianalisis dan dikritik di ruang publik digital. Rakyat tidak lagi diam ketika merasa kepentingannya diganggu.

Di era digital, rakyat mampu membedah data dengan kecepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kebohongan pemerintah bisa terbongkar dalam hitungan menit, lalu menyebar luas melalui berbagai platform. Narasi palsu dan propaganda yang dulu mungkin efektif, kini segera dipatahkan oleh fakta yang cepat tersebar. Rakyat bukan hanya konsumen informasi, melainkan produsen kebenaran yang aktif. Inilah yang membuat pemerintah harus lebih hati-hati dalam setiap langkahnya.

Kesadaran rakyat tidak bisa lagi dianggap remeh atau disepelekan. Mereka tidak bisa ditenangkan hanya dengan jargon pembangunan atau istilah teknokratis yang sulit dipahami. Rakyat mungkin tidak semua ahli ekonomi, tapi mereka tahu rasa perut lapar tidak bisa ditutup dengan teori. Mereka mungkin tidak mengerti detail rumit APBN, tapi mereka sadar ketika harga beras melonjak dan daya beli menurun. Kesadaran praktis itulah yang menjadi kekuatan kritik rakyat hari ini.

Pemerintah yang mencoba mengulang cara lama dengan memanipulasi narasi akan menghadapi perlawanan yang keras. Rakyat kini punya akses luas untuk menyuarakan pendapatnya, baik di jalanan maupun di dunia maya. Mereka tidak lagi takut untuk mengkritik, karena solidaritas digital menguatkan mereka. Apa yang dulu bisa disembunyikan dari publik, kini bisa terbongkar hanya dengan satu unggahan. Kekuasaan yang menyepelekan hal ini sedang bermain dengan api.

Oleh karena itu, jangan pernah mencoba memperlakukan rakyat seolah mereka masih seperti dulu. Rakyat sudah cerdas, kritis, dan tahu betul mana kepentingan yang harus diperjuangkan. Mereka tidak akan diam ketika merasa dizalimi oleh penguasa. Setiap kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat akan ditolak dengan cepat dan lantang. Inilah realitas baru politik Indonesia, yang harus dipahami oleh setiap pemimpin.

Kontributor

Akang Marta Indramayutradisi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel